
PAPUA, CAKRAWARTA.com – Di balik kokohnya seragam loreng dan semangat menjaga perbatasan, para prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti tak hanya membawa senjata. Mereka juga membawa harapan, terutama bagi warga pedalaman Papua yang jauh dari akses kesehatan.
Rabu (23/7/2025) pagi, di Pos Pintu Jawa, terdengar suara langkah warga yang datang satu per satu. Bukan untuk mengadu soal keamanan, tapi untuk berobat secara gratis. Salah satunya adalah Mama Yepri, warga Kampung Neulume, Distrik Kembru, yang telah berhari-hari menahan sakit badan.
“Sudah beberapa hari saya sakit semua. Kata tetangga, di pos ada pengobatan gratis. Saya datang, dan langsung ditangani baik dan cepat,” ujar Mama Yepri sambil tersenyum lega usai diperiksa.
Dengan senyum ramah dan tangan terlatih, tim medis Satgas langsung memberi penanganan. Tak ada jarak antara prajurit dan rakyat. Tak ada formalitas, hanya keikhlasan.
Letda Inf Risal, Komandan Pos Pintu Jawa, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari Binter terbatas (pembinaan teritorial), namun maknanya jauh lebih besar dari sekadar program.
“Kami hadir bukan cuma untuk menjaga perbatasan. Kami ingin menjadi bagian dari solusi atas kesulitan masyarakat. Terutama mereka yang jauh dari puskesmas atau layanan kesehatan,” kata Danpos dengan tegas namun penuh empati.
Pengobatan gratis ini tak hanya menyembuhkan sakit fisik. Ia menyembuhkan rasa keterasingan, membangun kepercayaan, dan menghadirkan negara di tempat-tempat yang mungkin terlupakan.
Satgas Yonif 700/WYC menunjukkan bahwa prajurit tak hanya berdiri di medan tempur, tapi juga hadir dalam ruang-ruang kemanusiaan. Mereka merawat, mendengar, dan melayani, menjadi harapan bagi banyak warga Papua.
“Kesehatan adalah hak semua orang. Kami akan terus hadir dan memberikan yang terbaik untuk saudara-saudara kami di Papua,” pungkas Letda Risal.(*)
Editor: Abdel Rafi