Monday, June 16, 2025
spot_img
HomeSosial BudayaKemanusiaanLiburan Berujung Duka: Perahu Karet Terbalik saat Rafting, Warga Sukoharjo Ditemukan Tewas

Liburan Berujung Duka: Perahu Karet Terbalik saat Rafting, Warga Sukoharjo Ditemukan Tewas

Masyarakat Dan petugas menunjukkan lokasi penemuan jasad Angga Joko korban permainan rafting yang oetahunya tetguling di aliran Sungai Tuntang, Kabupaten Semarang, Minggu (18/5/2025) pagi. (foto: Jk_Zed)

SEMARANG, CAKRAWARTA.com – Harapan menikmati indahnya petualangan alam berakhir tragis bagi Angga Joko (31), warga Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Minggu pagi (18/5/2025) pagi, ia ditemukan tak bernyawa setelah perahu karet yang ditumpanginya terbalik saat mengikuti kegiatan rafting di aliran Sungai Tuntang, Kabupaten Semarang.

Hari masih pagi menjelang siang, langit cerah. Sungai mengalir tenang. Tak ada yang menyangka, perjalanan wisata yang semula penuh tawa justru berubah menjadi mimpi buruk yang menyayat hati.

Angga bersama empat rekannya serta satu pemandu berangkat dari basecamp rafting di Desa Sambirejo, Kecamatan Bringin, sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka memulai pengarungan dari dekat PLTMH Desa Jatirunggo, Pringapus, tepat pukul 10.30 WIB. Namun, baru sekitar 10 menit mengarungi derasnya Sungai Tuntang, petaka datang tiba-tiba: perahu mereka terguling, dan semua penumpang terlempar ke dalam arus.

“Di antara kelima peserta rafting yang berasal dari Sukoharjo, Sragen, dan Boyolali, dua orang hanyut terbawa arus,” ungkap Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy dalam keterangannya.

Tragisnya, Angga ditemukan tak bernyawa sejauh 1,5 kilometer dari lokasi perahu terbalik. Ia masih mengenakan pelampung dan helm ketika jasadnya ditemukan oleh pengunjung wisata Pesona Garda, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus—diam tak bergerak di tepian sungai yang semula hanya menjadi tempat bermain air.

Kapolsek Bringin AKP Sudaryono menambahkan bahwa rekan Angga, Radevka (24), juga sempat terseret arus. Beruntung, Radevka ditemukan selamat sejauh 3 kilometer dari lokasi kejadian. Sementara itu, tubuh Angga segera dievakuasi ke RSUD Salatiga untuk pemeriksaan medis awal.

“Situasi saat kejadian sebenarnya normal, cuaca cerah, debit air juga stabil. Tapi sesaat setelah kejadian, hujan turun dan debit sungai meningkat,” tambah Kapolres.

Peristiwa memilukan ini menjadi pengingat bahwa alam tidak bisa ditebak. Petualangan di sungai, meski tampak aman, tetap menyimpan risiko mematikan.

Polres Semarang menghimbau kepada seluruh pengelola dan wisatawan rafting untuk benar-benar memahami keselamatan, mulai dari penggunaan alat pelindung seperti pelampung dan helm, hingga mengenali karakteristik arus dan kondisi cuaca, termasuk di wilayah hulu.

“Jika tidak bisa berenang, sebaiknya jangan memaksakan diri mengikuti arung jeram. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama,” tegas Kapolres.

Liburan yang seharusnya membawa pulang kenangan indah, justru membawa kabar duka. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran, agar tak ada lagi tawa yang terenggut oleh derasnya arus sungai.

(JK_Zed/Rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular