Sunday, December 8, 2024
spot_img
HomePendidikanKisah Dua Siswi SMA Al-Hikmah Surabaya Diterima Kampus Bonafid Luar Negeri, Ada...

Kisah Dua Siswi SMA Al-Hikmah Surabaya Diterima Kampus Bonafid Luar Negeri, Ada Yang Sampai 7 Kampus Sekaligus

Azura (kiri, Kaisa (kanan) memiliki kedekatan dan sentiasa bersama sejak bersekolah di SMP Al-Hikmah Surabaya hingga kini keduanya menjadi siswi SMA Al-Hikmah dan meraih berbagai prestasi seperti saat menjuarai Lomba Desain Grafis beberapa tahun lalu. (foto: rafel/CAKRAWARTA)

SURABAYA – Siapa yang tak ingin berkuliah di kampus ternama luar negeri? Apalagi mendapat beasiswa penuh untuk studi disana. Beasiswa yang mencakup seluruh kebutuhan (fully funded), seperti biaya tes dan persiapan tes, aplikasi visa, transportasi pulang pergi, biaya hidup bulanan, hingga seluruh biaya kuliah selama 4 tahun. Tentu banyak yang mendambakannya.

Itulah yang dirasakan oleh Azhura dan Kaisa yang masih tak menyangka bisa diterima di kampus idaman mereka dengan beasiswa penuh Kemendikbudristek, Beasiswa Indonesia Maju (BIM).

“Masih nggak nyangka aja ya.” ucap Kaisa. “Kalau aku bilang ke Azhura kelas X (1 SMA, red), kamu (diterima, red) kuliah di Amerika. Kayaknya, you don’t believe me.” sambung Azhura saat ditemui di sekolahnya, SMA Al Hikmah Surabaya, Senin (5/6/2023).

Kaisa (Kiri), Azhura (Kanan), ketika menyabet Medali Emas di gelaran Eskom Expo Virtual Award Internasional Science Fair di Afrika Selatan pada tahun 2021 lalu. (foto: rafel/CAKRAWARTA)

Diterima hingga 7 kampus ternama di luar negeri plus mendapat beasiswa penuh tentu bukan capaian biasa dan perlu usaha ekstra untuk mendapatkannya.

Kaisa yang memiliki nama lengkap Kaisa Sabila Rahma menuturkan lika-liku dari awal proses mendaftar hingga diterima di University of British Columbia, Kanada. Prosesnya mulai dari Program Persiapan Beasiswa Indonesia Maju selama 1 tahun.

“Harus siap mental, karena stressful. Program persiapannya 1 tahun. Tiap Senin, Rabu, Jumat kelas IELTS. Lalu Selasa-Kamis kelas SAT. Nah, Sabtu-Minggu kita ada social project, kadang webinar. Dan itu sambil sekolah, jadi sekolah harusnya pulang 15.30, tapi kelas BIM mulai 15.00. Akhirnya kita bikin surat izin ke sekolah untuk pulang lebih awal. Jadi perjalanan pulang kita harus sambil buka Zoom di laptop. Dan kelas BIM ini selesai jam 19.00. Bisa dibayangin kita lanjut ngerjain tugas sekolah sampai jam berapa, kak. Di masa pandemi lagi, yang waktu itu masih kelas online dan tugasnya banyak banget. Besok paginya di sekolah kita senyum-senyum masang wajah bahagia, ngga nunjukin ada tangisan dan perjuangan di balik itu.” tutur Kaisa yang LoA-nya diterima oleh Monash University (Australia), University of New South Wales (UNSW), University of Western Australia (UWA), University of British Columbia (UBC), University of Toronto St. George, University of Toronto Mississauga, dan University of Toronto St. George.

Ketika ditanya terkait tahapan-tahapan dalam BIM ini, Azhura memberikan penjelasan detail.

Azhura, Kaisa & tim social project Beasiswa Indonesia Maju saat sedang meeting menyiapkan konten yang akan disajikan. (foto: rafel/CAKRAWARTA)

“Beasiswa ini terbagi 2 tahap, kak. Yang pertama Beasiswa Persiapan, nah itu kita daftarnya kelas XI Semester 2, untuk angkatan 2022.. Nanti kita dapat fasilitas tes IELTS, SAT, short course, social project, seminar kampus, konsultasi. Nanti kita bisa memilih 8 kampus, dan 5 kampus teratas dapat sesi konsultasi. Setelah itu bisa apply kampus tujuan, aku apply Kanada, Australia, dan AS. Setelah apply, diterima di beberapa kampus (8 kampus, red), April mulai penyeleksian beasiswa bergelar dan aku memilih di University of Illinois Urbana-Champaign (UIUC USA).” papar Azhura menjabarkan.

Tercatat, Letter of Acceptance (LoA) Azhura diterima di University of Toronto St. George (Kanada), University of Toronto Mississauga (Kanada), University of Toronto Scarborough (Kanada), University of British Columbia (Kanada), University of New South Wales (Australia), Monash University (Australia), dan University of Western Australia (Australia).

Azhura dan Kaisa sepakat bahwa butuh mental tahan banting dan ambisi yang kuat untuk bisa sampai pada titik yang dicapainya saat ini.

Azhura dan Kaisa saat meraih Medali Emas pada kompetisi AISEEF, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 5 Februari 2022 lalu. (foto: rafel/cakrawarta)

“Keinginan untuk achieve something big, kemauan yang besar buat dapetin hal yang besar juga. Jangan dikit-dikit putus asa.” tandas Kaisa.

Terakhir, dua gadis ini juga tak lupa mengucapkan terimakasih pada yang sudah ikut berjuang membantu.

“Makasih pada diri sendiri, Allah yang ngizinin kita bisa sampai disini, orang tua dan keluarga yang support 24/7,teman-teman, dan ustadz-ustadzah di sekolah yang sudah memberikan privilese pulang lebih cepat, ustadzah Elly pembimbing Karya Ilmiah Remaja (KIR) , ustadzah Deni, ustadzah Megawati, ustadzah Ema wali kelas kita, dan siapapun yang sudah mendoakan kita untuk diterima di beasiswa ini.” tutup Azura yang nantinya akan satu almamater dengan Bu Sri Mulyani Menteri Keuangan di University of Illinois Urbana-Champaign.

(rafel/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular