Friday, March 29, 2024
HomePolitikaNasionalKemenlu RI: Upaya Maksimal Pemerintah Berhasil Amankan Vaksin 180 Juta Dosis Lebih!

Kemenlu RI: Upaya Maksimal Pemerintah Berhasil Amankan Vaksin 180 Juta Dosis Lebih!

Webinar Series yang diselenggarakan Kalingga berjudul “Kerjasama Internasional Penanggulangan Covid-19” hari ini, Selasa (10/8/2021) menghadirkan Dirjen Kerjasama Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani. (foto: cakrawarta)

 

SURABAYA – Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi, dibutuhkan peran-peran kontributif dan solutif dari beragam elemen bangsa guna bersinergi dalam upaya penanggulangan.

Selasa (10/8/2021) malam, organisasi Keluarga Besar Airlangga (Kalingga) memulai serangkaian program “Minggu Cerdas” dengan Webinar Series melalui tajuk Merdeka Covid.
Memilih tema spesifik “Kerjasama Internasional Penanggulangan Covid-19” menghadirkan Direktur Jenderal Kerjasama Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, Direktur Eksekutif Yayasan ALIT Indonesia Yuliati Umrah dan Perwakilan The Asia Foundation R. Alam Surya Putra.

Menurut Abdul Kadir Jailani upaya diplomatis Indonesia bisa dikatakan luar biasa sehingga mampu mengamankan ratusan juta vaksin untuk mencapai target program vaksinasi nasional.

“Vaksin ini jumlahnya terbatas dan kita berebut dengan banyak negara di dunia. Upaya diplomatis kita sampai 8 Agustus 2021 pemerintah telah mampu mengamankan setidaknya 180.072.080 dosis vaksin yang terdiri dari 147.700.280 dosis Vaksin Sinovac; 11.704.800 dosis vaksin Astrazeneca melalui mekanisme Covax yabg bersifat multilateral; lalu 2.161.240 dosis vaksin Astrazeneca dari Jepang; dari Inggris sebanyak 620.000 dosis vaksin Astrazeneca, lalu dari Astrazeneca sendiri sebanyak 1.635.600 dosis, vaksin Sinopharm sebanyak 7.500.000 dosis plus melalui UEA sebanyak 750.000 astrazeneca juga dan terakhir vaksin Moderna sebanyak 8.000.160 dosis melalui mekanisme AS-Covax. Jadi luar biasa upaya kita guna mengupayakan pengadaan vaksin ini karena kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas kita,” papar Abdul Kadir Jailani.

Alumnus Universitas Airlangga tersebut mengatakan bahwa situasi yang terjadi memang mau tidak mau membuat apa yang dilakukan pemerintah lebih banyak disorot terutama mengapa lebih banyak mendapatkan vaksin Sinovac dari China.

“Sejumlah 3,4 Miliar vaksin di dunia ini, 75%nya hanya beredar di sekitar 10 negara saja. Berkat upaya maksimal itu maka capaian laju vaksinasi kita mencapai 18,7% untuk tahap pertama dan tahap kedua berada pada angka 8,8%. Kita kan menargetkan 208,3 juta atau sekitar 77% penduduk Indonesia,” imbuh Abdul Kadir.

Abdul Kadir juga menambahkan bahwa diplomasi kesehatan pemerintah di masa pandemi Covid-19 tidak hanya vaksin tetapi juga penyediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan bahkan juga upaya penguatan kemandirian industri kesehatan nasional.

Sementara itu, Yuliati Umrah menekankan materinya pada bagaimana kerjasama antara “people to people” di level masyarakat.

“Artinya kerjasama internasional juga terjadi di level non state actors,” ujar Yuliati Umrah yang memfokuskan pada program dan isu child protection tersebut.

Yuliati Umrah menekankan bahwa perlu solidaritas dalam upaya penanggulangan Covid-19 diantara warga masyarakat dunia.

“Mengapa solidaritas penting? Karena ini merupakan isu bersama dimana korban terdampak Covid-19 ada di semua pihak. Pun kita punya misi yang sama yaitu hope for the better life, for the earth future,” tegas alumnus FISIP Unair ini.

Menurut Yuliati Umrah, kerjasama level people to people ini bisa melibatkan jaringan NGO, orang per orang maupun fund raising agency.

“Intinya identifikasi isu apa yang mau dikerjasamakan, lalu pelajari tinjauan internasionalnya seperti bagaimana kovenannya, hukum humaniternya. Setelah itu uji coba dalam skala kecil berbasis komunitas, bagikan dengan beberapa pihak lain termasuk pemerintah daerah dan tokoh-tokoh setempat. Kemudian susun langkah-langkah strategis berbasis SMART dan langkah kerja praktisnya,” ujar Yuli sapaan akrabnya.

Yuliati menegaskan bahwa salah satu strategi penting dalam upaya menggalang bantuan asing dalam konteks community involvement and participation di masa pandemi Covid-19 adalah dukungan dari pemerintah daerah.

“Kita sebagai masyarakat memang bisa melakukannya. Level people to people dapat diwujudkan. Maka supporting pemerintah daerah menjadi mitra strategis guna menaikkan leverage yang ada. Ketika semua siap maka kepada lembaga donor kita bisa menyatakan ‘we can do this, but if you can help us, we can do more’,” tandas wanita yang terpilih sebagai salah satu dari 80 Leaders of Exchange The World 2020 oleh IVLP Amerika Serikat bersama Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.

Wakil The Asia Foundation, R. Alam Surya Putra menyentil bahwa Indonesia memiliki kekuatan gotong royong. Tetapi kurang disinergikan dengan baik terutama pada masa pandemi Covid-19.

“Prinsip-prinsip berjaringan ini sebenarnya adalah wujud dari nilai budaya gotong-royong yang menjadi penting dalam upaya menggalang kerjasama internasional ketika harus diwujudkan dalam konteks di dalam negeri terutama di daerah,” ujar Alam yang kantornya berpusat di San Fransisco, Amerika Serikat itu.

(bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular