Tuesday, December 9, 2025
spot_img
HomeInternasionalISNU Surabaya dan MUI Jatim Gelar Seminar Kebangsaan dan Perdamaian Dunia di...

ISNU Surabaya dan MUI Jatim Gelar Seminar Kebangsaan dan Perdamaian Dunia di UNUSA

Seminar Kebangsaan dan Perdamaian Dunia yang digelar PC ISNU, UNUSA dan MUI Jatim di Auditorium Lantai 9 UNUSA Surabaya, Sabtu (24/6/2023). (foto: istimewa)

SURABAYA – Sabtu (25/6/2023), Seminar Kebangsaan dan Perdamaian Dunia yang digelar PC ISNU, UNUSA dan MUI Jatim di Auditorium Lantai 9 UNUSA Surabaya, nampak sangat menarik. Dengan  dimoderatori  Rojil Nugroho Bayu Aji.

Pada pembicara seminar yang pertama adalah Buyan Saptomo, MA  mantan Duta Besar Bulgaria mengatakan, “kita perlu peran lebih banyak perdamaian dunia. Yaitu perlu meningkatkan diplomasi tangan diatas dengan mengalokasikan dana lebih besar 0,7%. Karena sangat bermanfaat bagi Indonesia untuk dunia internasional.”

Sementara itu, Prof. Kacung Marijan, MA, Ph.D selaku pembicara kedua mengatakan, sekarang problem dunia adalah kepentingan pangan dan energi. Karena kebutuhan pangan berubah.

“Dimana gandum selama ini impor dari Australia dan Ukrania dan Rusia. Akibat perang harga Gandum menjadi naik. Akibatnya yang untung adalah Australia. Karena Gandum dari Ukrania dan Rusia mengalami keterlambatan,” ujarnya.

Lebih lanjut Prof Kacung mengatakan bahwa saat ini ideologi bukan bagian penting dari pertarungan dunia. Yang terjadi justru persaingan ekonomi.

“Dalam persaingan barang itu lebih penting. Juga  Geostrategi dunia sangat penting. Indonesia bisa memanfaatkannya untuk perdamaian dunia. Sekarang kan jari pertanyaan kita semua, kenapa misalnya Rusia kuat dari tekanan Amerika. Karena ekonominya kuat.  Indonesia bisa kuat kalau ekonomi dan geostrateginya juga kuat,” tandas guru besar FISIP Unair itu.

Sementara Yanuardi Syukur, S   Sos, M Si mengatakan bahwa ketidakpastian global dikaitkan dengan ekonomi. Yanuardi memaparkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3%.

“Oleh karena itu, konflik antara Amerika dan Cina di Taiwan misalnya, sebenarnya bisa berdampak ke Indonesia,” tukasnya.

Yanuardi menambahkan, peluang Indonesia akan dapat dimanfaatkan jika stabilitas keamanan dapat dijaga. Sepanjang tahun aman. Indonesia punya Islam Wasathiyah yang jauh dari kata radikal. Moderatisme dijalankan internal. Kerukunan antar umat beragama.

“Kita punya Pancasila sebagai titik temu. Saat ini tumpuan kita ekonomi. Kepemimpinan telah mengglobal. Peran Ormas juga mengglobal seperti NU,” tandasnya.

Lebih lanjut Yanuardi mengatakan bahwa menuju perdamaian global perlu ada penguasaan diri. Kebudayaan global. Indonesia perlu membudayakan dialog dan toleransi. Pentingnya sinergi lintas komunitas dan antar bangsa.

“Kebudayaan global untuk kehidupan bersama. Sehingga diterima kelompok dunia guna menciptakan kesamaan perspektif dan perdamaian dunia,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, pembicara lainnya yaitu Prof. Nadi Suprapto, M.Pd, Ph.D mengatakan bahwa Indonesia harus mampu bertarung dengan Barat. Karena menurutnya, budaya dipengaruhi beberapa hal dimana pendidikan memiliki peranan penting. Menurutnya, pendidikan model  lama masih sangat penting karena adanya pendidikan karakter.

“Kurikulum 13 itu sudah bagus. Ada olah rasa dan olah hati. Penyeimbangan otak kanan dan kiri. Teknologi itu menguntungkan sekaligus merugikan. Tatakrama perlu diimbangi teknologi. Mengarahkan teknologi lebih bijak,” tandasnya.

(mufid/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular