Sunday, May 5, 2024
HomePolitikaDaerahDialog ALIT Indonesia-Pemkab Pasuruan: Sinergi Wujudkan Kabupaten Pasuruan Ramah Anak Dan Berdaya

Dialog ALIT Indonesia-Pemkab Pasuruan: Sinergi Wujudkan Kabupaten Pasuruan Ramah Anak Dan Berdaya

Direktur ALIT Indonesia Yuliati Umrah (ketiga dari kiri) menyerahkan bunga hasil karya anak anak ALIT binaannya pada PJ Bupati Pasuruan Dr. Andriyanto, S.H., M.Kes di ruang Bupati Pendopo Kabupaten Pasuruan, Selasa (26/9/2023). (foto: alit Indonesia/Cakrawarta)

PASURUAN – Pemandangan yang luar biasa terjadi di Pendopo Kabupaten Pasuruan pada Selasa (26/9/2023). Sebuah rombongan yang mengenakan baju batik dan busana tradisional Suku Tengger dari ALIT Indonesia memenuhi ruangan ini untuk memberikan penghormatan langsung atas pelantikan Bapak Dr. Andriyanto, SH., M.Kes., sebagai Penjabat (PJ) Bupati Kabupaten Pasuruan. Acara ini disambut dengan hangat oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Rombongan dari ALIT Indonesia tidak hanya datang dengan tangan hampa. Mereka membawa beragam hasil bumi yang dikumpulkan langsung dari demplot Masyarakat Suku Tengger di Bromo. Produk-produk ini dikemas dengan indah, termasuk buket bunga mawar yang memukau, rangkaian edible flowers (bunga yang bisa dimakan), sayuran segar, beragam buah-buahan, tisane, dan kain tradisional. Semua produk ini merupakan produk masyarakat desa yang menjadi produk unggulan Galeri Dewa Dewi Ramadaya.

Selanjutnya, diadakan sesi dialog antara ALIT Indonesia, khususnya ALIT Indonesia wilayah Bromo, dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Dalam dialog ini, beberapa anggota masyarakat Suku Tengger dan Romo Dukun Pandita Puja Pramana, yang merupakan perwakilan tokoh adat Suku Tengger, juga turut hadir. Pemerintah Kabupaten Pasuruan dengan tulus membuka pintu komunikasi agar masyarakat bisa dengan bebas menyampaikan keluhan, saran, dan aspirasi mereka.

Ibu Yuliati Umrah, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif ALIT Indonesia, menyampaikan perihal pentingnya perlindungan anak dan pencegahan pernikahan anak di kawasan Bromo. Ini dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat Suku Tengger di Pasuruan, terutama di Desa Palangsari dan Desa Ketuwon.

Dalam dialog tersebut, beberapa poin penting dibahas, termasuk upaya konservasi untuk menjaga plasma nutfah di area Gunung Bromo, serta strategi pengelolaan hasil panen permakultur masyarakat guna mengurangi angka pernikahan anak. Tujuan utamanya adalah memberikan anak-anak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Ibu Yuliati Umrah juga menggarisbawahi kendala akses menuju Desa tersebut, terutama akibat kondisi jalan yang rusak, serta pentingnya melestarikan warisan budaya Suku Tengger, khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Dalam hal ini, Bapak Andriyanto, memberikan dukungan penuh terhadap upaya ALIT Indonesia untuk memaksimalkan pemberdayaan masyarakat. Beliau juga mengajak berdialog dengan berbagai pihak terkait. Bapak Andriyanto menekankan konsep Pentahelix yaitu upaya Pemerintah yang melibatkan kerjasama masyarakat, organisasi non-pemerintah seperti ALIT Indonesia, dunia usaha untuk keperluan modal, media untuk mempromosikan potensi desa, dan perguruan tinggi untuk memberikan pemikiran-pemikiran yang dapat memperbaiki program-program ini.

“Pentahelix harus kita galang. Karena Pemerintah Kabupaten Pasuruan hadir tidak bisa berdiri sendiri.” terang Bapak Andriyanto.

Bapak Andriyanto berharap agar komunikasi tetap terjalin dengan baik sehingga hubungan yang sinergis dapat terbentuk.

“Komunikasi harus terus terjalin, apa yang diinginkan ALIT Indonesia untuk masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Pasuruan, dalam bentuk kebijakan misalnya, mari kita konkritkan, asal tidak melanggar hukum. Atau peninggalan sejarah seperti lontar yang seharusnya ada dan dilestarikan masyarakat Tengger, namun berada di luar negeri, kalau membutuhkan surat untuk dikirim kesana, kita buatkan.” sambung Bapak Andriyanto.

Dengan terjalinnya kerjasama yang erat ini, Pemerintah Kabupaten Pasuruan berharap dapat menurunkan angka pernikahan anak menjadi 0 dan memastikan bahwa hak-hak sipil anak terpenuhi dengan optimal. Semua proses ini akan dilaksanakan dengan keterbukaan dan transparansi yang tinggi.

“Disini keterbukaan yang harus kita kedepankan.” tutur Bapak Andriyanto menutup sesi dialog bersama Tim ALIT Indonesia.

(Riris Agustina Anggraini)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular