JAKARTA – Masih kerap terjadinya penggusuran PKL yang dinilai acapkali tidak manusiawi menjadi salah satu curhatan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), Ali Mahsun, dr., M.Biomed saat acara Silaturahim dan Buka Puasa Bersama di kediaman Ketua Umum Perhimpunan Gerakan Keadilan (GPK), Bursah Zarnubi di Tebet Jakarta Selatan, Jumat (3/7) kemarin.
Ali Mahsun menambahkan, landasan hukum tata kelola PKL sudah ada, yaitu Perpres RI 125/2012 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL. Menurutnya, tak ada satu klausul pun dalam peraturan tersebut terkait penggusuran PKL, bahkan untuk melakukan relokasi PKL saja, pemerintah wajib menyediakan lokas strategis terlebih dahulu.
“PKL harus didata, ditata, dibina dan diberdayakan. Namun kenyataannya sangat memilukan. Penggusuran PKL semena-mena masih kerap terjadi daerah dan wilayah di Indonesia, dan tak jarang pemda melibatkan POLRI. Oleh karena itu, APKLI berharap POLRI tidak kedepankan tindakan represif atau kekerasan dalam menata PKL,” tegas Ali kepada Kapolri, Jenderal Pol. Badrodin Haiti dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Tito Karnavian yang hadir dalam acara tersebut.
Menurut tokoh yang juga anggota Dewan Pembina PP Ikatan Pelajar NU (IPNU) tersebut, polisi harus semakin merakyat dan merelungi detak nafas kehidupan masyarakat. Jangan hanya berpihak kepada konglomerasi kapitalis dan pemerintah daerah melainkan harus juga mengayomi dan melindungi PKL. Mewakili PKL seluruh Indonesia, ia menyatakan PKL tanah air siap mendukung sepenuhnya harapan dan misi besar Kapolri yang baru dilantik itu dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyakarat serta dalam upaya tingkatkan kepercayaan rakyat kepada polisi.
“Asal dimanusiakan, diajak dialog PKL mudah ditata dan diberdayakan. APKLI sangat berharap Polisi menjadi sahabat PKL, bukan sebaliknya menjadi musuh mereka. Karena PKL itu rakyat dan warga negara RI yang harus diayomi, dilindungi, bukan dibasmi. Polri kami angkat sebagai Sahabat PKL,” ungkap tokoh yang juga dokter tersebut dihadapan peserta Silaturahim dan Buka Puasa yang hadir.
Sebagai informasi, dalam acara itu hadir pula para tokoh senior antara lain, anggota Wantimpres Soeharso Monoarfa, anggota DPR Zulvan Lindan dan Yayat Biaro, Ketum PRD Agus Jabo, Ketua IPW Neta Pane, Wakil Ketua DPRD DKI M. Taufik, Ketua SRMC Sahganda Nainggolan, Sekjen Ormas Boemiputra Abdullah Rasyid, Ketua Umum Gerakan Bangun Karakter Bangsa Umar Husin, Ketua LBH Desa Djoko Edhy Abdurrachman, politisi Golkar Ariyadi Achmad, Azwar Chesputra, budayawan Geisz Chalifah, dan alumni ITB Wahyono dan kalangan aktivis muda, Ketua Presidium PP PMKRI Lidya Natalia, Presidium GMNI Twedy Noviady, Ketua PB HMI Tegar Putuhena, Ketua Higemura Muhlis Ali, Ketua IMM Beni Pranula, Ketua Indonesia Economy Monitoring Zuli Hendrianto, Ketua Umum GPII Karman, serta pimpinan perhimpunan mahasiswa Budha, dan pemuda Tionghoa.
(am/bti)