
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan pentingnya kekompakan seluruh pihak dalam penanganan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di Sumatera. Menurut dia, percepatan pemulihan hanya dapat dicapai jika semua unsur bergerak bersama dengan tujuan utama membantu masyarakat terdampak.
Hal tersebut disampaikan Maruli dalam konferensi pers satu bulan penanganan bencana di Sumatera yang digelar di Posko Bencana Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (29/12/2025). Dalam kesempatan itu, ia menekankan bahwa penanganan bencana bukan semata tugas satu institusi, melainkan tanggung jawab bersama lintas sektor.
TNI Angkatan Darat, kata Maruli, terus berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait, terutama dalam pemulihan infrastruktur vital serta penyaluran bantuan kemanusiaan. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah percepatan pembangunan jembatan darurat menggunakan sistem kerja tiga shift.
“Untuk mempercepat pekerjaan, pembangunan jembatan kami lakukan dalam tiga shift mulai dari pagi, siang, hingga malam. Tanpa pola kerja seperti ini, target tidak akan tercapai,” ujar Maruli.
Ia menilai, penanganan bencana di Sumatera termasuk yang tercepat dibandingkan sejumlah penanganan bencana sebelumnya. Kecepatan tersebut, menurut dia, merupakan hasil dari sinergi yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya.
Namun, Maruli juga menyayangkan adanya tindakan perusakan terhadap sejumlah jembatan Bailey yang telah dibangun untuk membuka kembali akses masyarakat. Ia menilai tindakan tersebut justru merugikan warga yang tengah membutuhkan bantuan.
“Dalam situasi darurat seperti ini, masih ada pihak yang mengorbankan kepentingan masyarakat. Kalau tidak kompak, pekerjaan akan semakin berat dan yang paling dirugikan adalah warga terdampak,” kata Maruli.
KASAD menambahkan, TNI AD terus mengupayakan pengiriman bantuan logistik dan material jembatan beserta perlengkapannya melalui berbagai sarana angkut agar prajurit di lapangan dapat bekerja secara optimal. Selain pembangunan jembatan, TNI AD juga terlibat dalam pembangunan hunian sementara, penyediaan air bersih melalui sumur bor, serta dukungan kebutuhan dasar lainnya.
Hingga saat ini, sebanyak 12 jembatan Bailey telah selesai dibangun, sementara dua jembatan lainnya ditargetkan rampung dalam waktu dekat. Maruli berharap dukungan seluruh pihak, termasuk peran masyarakat, agar proses penanganan bencana dapat berjalan lebih cepat dan benar-benar meringankan beban warga terdampak.(*)
Kontributor: Bro Jhoni
Editor: Abdel Rafi



