Friday, December 5, 2025
spot_img
HomeHiburanSoal Kencani Anak di Bawah Umur, Pengacara Kim Soo-hyun Bongkar Dugaan Rekayasa...

Soal Kencani Anak di Bawah Umur, Pengacara Kim Soo-hyun Bongkar Dugaan Rekayasa Bukti Gaseyeon

foto: istimewa.

SEOUL, CAKRAWARTA.com – Sengkarut tuduhan terhadap aktor papan atas Korea Selatan, Kim Soo-hyun, memasuki babak baru. Setelah hampir sembilan bulan dihantam isu kencan dengan selebritas mendiang Kim Sae-ron saat masih di bawah umur, pihak hukum sang aktor menegaskan bahwa bukti-bukti yang dirilis Garo Sero Research Institute (Gaseyeon) diduga kuat merupakan hasil rekayasa.

Dalam wawancara eksklusif dengan media, Atty. Kho Sang-rok dari Phil Law Firm, yang mewakili Kim Soo-hyun sejak September 2025, mengungkapkan temuannya terkait foto dan log percakapan KakaoTalk yang sempat menggegerkan publik.

Salah satu materi paling viral yang disebarkan Gaseyeon adalah foto “cheek-kiss” yang mereka klaim diambil pada 2016, ketika Kim Sae-ron masih duduk di kelas 9. Namun menurut Atty. Kho, pernyataan tersebut tidak sesuai fakta.

“Kami mengecek metadata dan urutan file. Foto itu diambil akhir Februari 2020, bukan tahun 2016,” ungkapnya. “Polisi sudah mengonfirmasi hal yang sama, dan pihak seberang tidak membantah.” imbuhnya. Ia menambahkan bahwa semua foto yang dirilis Gaseyeon berasal dari periode setelah 2019, yakni ketika Kim Sae-ron sudah berusia dewasa.

Polemik makin membesar ketika Gaseyeon menggelar konferensi pers pada 27 Maret 2025 dan merilis log percakapan KakaoTalk yang diduga terjadi pada 2016, periode ketika hubungan itu disebut-sebut mulai terjalin.

Media Korea besar seperti KBS, Yonhap News TV, TV Chosun, dan MBN bahkan menyiarkan acara itu secara langsung, diikuti berbagai artikel yang memperlakukan tuduhan tersebut sebagai fakta. Namun Atty. Kho menyebut percakapan itu tidak dapat diverifikasi.

“Tidak ada bukti bahwa akun KakaoTalk itu milik Kim Soo-hyun. Foto profil yang digunakan bahkan diambil pada 2020,” tegasnya. “Ketika polisi meminta data asli, keluarga hanya menyerahkan print out screenshot, bukan file asli.” tambahnya.

Kho menegaskan bahwa bagian chat 2018 yang benar-benar dikirim Kim Soo-hyun telah dicampur dengan pesan lain yang tidak berkaitan, sehingga menciptakan seolah-olah ada hubungan khusus.

Salah satu pernyataan paling mengejutkan datang ketika Kho menjelaskan bahwa pihak keluarga Kim Sae-ron sendiri mengaku tidak pernah mengatakan foto itu diambil saat mendiang masih di bawah umur.

“Mereka menyampaikan hal itu kepada tim SBS ‘Unanswered Questions’. Artinya, klaim tahun 2016 muncul sepihak dari Gaseyeon,” ujarnya.

Atty. Kho juga mempertanyakan motivasi Gaseyeon yang mengatasnamakan ‘pemulihan kehormatan mendiang’. “Bagaimana ini memulihkan kehormatan? Yang ada malah membuka hal-hal pribadi yang tak perlu diketahui publik,” katanya. “Pada akhirnya semua terkait klik, sensasi, dan uang.” imbuhnya tegas.

Hingga kini, pihak Kim Soo-hyun telah melaporkan Gaseyeon dalam lima kasus pidana, termasuk pencemaran nama baik dan pelanggaran UU Stalking. Sebuah gugatan perdata senilai 12 miliar won atau sekitar Rp 135 miliar lebih, juga telah diajukan dan sebagian aset pelaku telah disita sementara. Meski demikian, Gaseyeon masih aktif menyiarkan konten baru.

“Selama tidak ada penahanan, mereka akan terus menyiarkan. Penegakan hukum terlalu pasif,” ujar Kho.

Tanggung Jawab Media Arus Utama Dipertanyakan

Salah satu kritik terbesar yang muncul dari pengacara adalah peran media arus utama yang turut memperkuat tuduhan tanpa verifikasi memadai. “Jika informasi hanya muncul dari Gaseyeon, publik mungkin ragu. Tapi karena media besar ikut menyiarkan dan menulis seolah itu fakta, dampaknya luar biasa,” tegas Kho.

Ia menilai kasus ini seharusnya menjadi alarm bagi industri media Korea, terutama terkait praktik echoing atau ikut mengulang klaim tanpa penyelidikan mendalam. Menurut Kho, sang aktor mengalami tekanan berat selama sembilan bulan terakhir.

“Dia bisa saja hancur. Tidak mudah menghadapi tuduhan seperti ini, meski dia seorang selebritas,” jelasnya.

Pernyataan Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, soal pemberlakuan punitive damages bagi penyebar hoaks dinilai tepat oleh Kho. “Ganti rugi yang tinggi itu perlu. Selama risikonya kecil, kanal-kanal seperti ini akan terus muncul dan merusak hidup orang,” katanya.

Kho menutup dengan refleksi bahwa kasus ini mencerminkan tren global di mana publik figur bisa dihancurkan dalam semalam lewat hoaks dan rekayasa digital. “Ini waktunya kita membicarakan hak-hak kemanusiaan para entertainer,” ujarnya.(*)

Kontributor: Park Jaeryeong

Editor: Tommy dan Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular