Sunday, November 16, 2025
spot_img
HomePolitikaDaerahPWNU Jatim Kumpulkan 668 Pengurus MWC NU, Pertemuan Perdana yang Membeludak

PWNU Jatim Kumpulkan 668 Pengurus MWC NU, Pertemuan Perdana yang Membeludak

Momen pertemuan Jajaran pengurus PWNU dan pengurus MWC NU se Jawa Timur di Aula PWNU Jatim, Surabaya, Minggu (16/11/2025). (foto: PWNU Jatim for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Untuk pertama kalinya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mempertemukan seluruh pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU atau pengurus NU tingkat kecamatan se-Jatim dalam satu forum besar di Aula PWNU Jatim, hari ini, Minggu (16/11/2025). Pertemuan bersejarah itu menjadi ajang konsolidasi sekaligus silaturahmi rangkaian Hari Santri PWNU 2025.

“Ini pertama kali PWNU Jatim duduk bersama dengan 668 MWC NU se-Jawa Timur,” ujar Wakil Ketua PWNU Jatim sekaligus Ketua Panitia Hari Santri, Prof Kacung Marijan. Ia menyebut kehadiran pengurus MWC yang menembus lebih dari 90 persen sebagai “energi besar” yang menunjukkan soliditas NU hingga tingkat akar rumput.

Menurut Kacung, MWC NU memiliki peran vital dalam pergerakan organisasi di level kecamatan. Ia menyamakannya dengan “pemain kunci dalam sepak bola” yang menentukan kuat tidaknya struktur NU di bawah. Karena itu, PWNU menyandingkan forum silaturahmi dengan workshop SIMOLA atau Sistem Informasi Manajemen Organisasi, Layanan, dan Aset NU.

“MWC itu penting. Dengan SIMOLA kita ingin pengelolaan organisasi dan layanan menjadi lebih modern dan terukur,” katanya.

Salah satu contoh penguatan layanan datang dari MWC NU Sugio, Lamongan. Pengurus menyampaikan bahwa layanan kesehatan yang dikelola mereka kini telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, sehingga mutu pelayanan bagi warga meningkat.

Sekretaris PWNU Jatim Dr. H. Muhammad Faqih menilai kemajuan tersebut perlu terus ditopang dengan tata kelola yang berbasis data. Karena itu, PWNU mengadakan workshop SIMOLA agar tiap MWC dapat mengukur kinerja secara objektif.

“Perkum 11/2025 tentang klasifikasi pengurus dan pendataan kapasitas kinerja mengatur lima ukuran manfaat, mulai dari legalitas data hingga pencatatan jumlah layanan secara akurat,” ujarnya. Dengan data yang tertata, lanjut Faqih, perencanaan program di MWC dapat lebih terukur serta mempermudah akses terhadap berbagai program pemerintah.

“Sering kali kita kesulitan mengakses program pemerintah karena tidak memiliki data yang memadai tentang potensi dan aset kita sendiri,” tambahnya.

Pertemuan yang turut dihadiri Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur itu juga diwarnai pesan penyeimbang dari Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir. Ia mengingatkan pengurus NU agar tidak terjebak pada penilaian yang hanya bertumpu pada logika semata.

“Jangan seperti Nabi Musa yang mengandalkan logika saat berkomunikasi dengan Nabi Khidzir. Jika menemukan surat atau keputusan yang tampak janggal, jangan langsung divonis. Periksa aturan, cek perkum, atau tanyakan kepada ketua,” ujarnya. “Logika bisa keliru jika tidak memahami konteks di baliknya.”

Silaturahmi akbar PWNU dan MWC NU ini diharapkan menjadi titik awal penguatan manajemen organisasi NU di Jawa Timur, sekaligus memperteguh jejaring layanan sosial-keagamaan di tingkat kecamatan.(*)

Kontributor: Cak Edy

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular