Saturday, December 20, 2025
spot_img
HomeGagasanKolomAlumni Haji: Menjadi Cahaya di Tengah Umat

Alumni Haji: Menjadi Cahaya di Tengah Umat

Buku Pemimpin Itu Mengalir diserahkan langsung oleh penulis Firman Arifin kepada Ustadz M. Molik, pembimbing haji dari Nurul Hayat. (foto: dokumen pribadi)

Alhamdulillah.

Sepulang dari haji, seorang Muslim membawa lebih dari sekadar kain ihram, oleh-oleh khas Tanah Suci, atau gelar “Haji/Hajjah.” Ia membawa pengalaman batin yang dalam. Pelajaran tentang kesabaran, pengorbanan, dan totalitas ibadah. Maka tidak berlebihan jika seorang alumni haji diharapkan bukan hanya menjadi saksi spiritual, tetapi juga sumbu perubahan sosial.

Kemabruran yang Memancar ke Sekitar

Kemabruran sejati bukan hanya tentang menjaga diri dalam ibadah pribadi, tetapi juga tentang kebermanfaatan. Seperti lampu yang baru saja diisi energi, seorang alumni haji seharusnya memancarkan cahaya. Bukan silau karena status, tapi terang karena akhlak.

Kita berharap:
– Alumni haji menjadi teladan di tengah keluarga dan masyarakat,
– Menjadi penguat dalam kerja (sosial),
– Menjadi penyejuk dalam konflik,
– Dan menjadi penggerak saat lingkungan stagnan.

Dari Sajadah ke Sosial: Bergerak Menjadi Katalis Perubahan

Terlalu sempit jika haji hanya dimaknai sebagai puncak spiritual pribadi. Ia harus menjadi titik balik sosial.
Di kantor, alumni haji bisa menjadi penguat budaya disiplin dan integritas.
Di masyarakat, mereka bisa menjadi penghubung antara tokoh agama dan generasi muda.
Di masjid, mereka bisa menghidupkan kegiatan dakwah dan pengajian yang relevan.

Bukan karena ingin dipuji, tapi karena sudah pernah berdiri di depan Ka’bah. Tempat setiap doa dan tangis terasa nyata. Itulah modal moral yang tidak bisa dibeli, tapi harus diwujudkan dalam tindakan.

Haji sebagai Baterai, Umat sebagai Rangkaian

Seorang alumni haji laksana baterai yang baru saja diisi penuh. Tapi jika hanya disimpan, energinya perlahan habis dan tidak bermanfaat. Agar tenaga spiritual itu tidak menguap, ia harus disalurkan. Dengan cara apa? Melalui rangkaian sosial, amal jama’i, program keummatan, hingga percakapan yang menyejukkan.

Bukan Sempurna, Tapi Siap Jadi Teladan

Menjadi alumni haji bukan berarti menjadi orang yang paling benar. Tapi menjadi orang yang siap belajar lebih dalam, bertindak lebih bijak, dan berbuat lebih luas.

Justru karena telah merasakan Arafah, Muzdalifah, Mina dan Ka’bah, maka seharusnya hati ini lebih lapang menghadapi perbedaan, lebih sabar menerima kritik, dan lebih ringan dalam memaafkan.

Dari Mekkah, Untuk Masyarakat

Haji bukan akhir. Ia adalah pembukaan.
Bukan hanya bagi diri kita, tapi bagi orang-orang yang kini memandang kita dengan harapan. Maka jangan hanya pulang membawa kain ihram atau oleh-oleh, tapi bawalah jiwa baru, yang siap menyalakan obor kemajuan spiritual, sosial dan profesional di tengah masyarakat.

 

FIRMAN ARIFIN

Dosen PENS dan Jamaah Haji 2025 Kloter 92 Nurul Hayat

RELATED ARTICLES

Pil Hasrat

Kartel, Babat Saja

Ilusi Transparansi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular