
KEDIRI, CAKRAWARTA.com – Di tengah gema sejarah dan semangat kebangkitan, Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Kabupaten Kediri menggelar peringatan 60 tahun Kanigoro Affair sekaligus Hari Bangkit PII ke-78. Acara penuh makna ini digelar di MTsN 2 Kediri dengan mengusung tema besar, “Kolaborasi Berjamaah untuk Generasi Tangguh”.
Tak sekadar seremoni, momentum ini menjadi ruang reflektif dan ajakan konkret untuk membangun jaringan kebaikan antar kader, alumni, dan masyarakat luas.
Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, antara lain Prof. Zainuddin Maliki, Penasehat Khusus Menteri Desa dan Ketua PW KB PII Jawa Timur, Ahmad Fanani Sumali selaku Ketua PD KB PII Kabupaten Kediri, serta Yusuf Aziz, anggota DPRD Kabupaten Kediri yang juga alumni PII tahun 1990-an. Para kader aktif PII dari berbagai tingkatan, alumni se-Jawa Timur, dan elemen masyarakat turut menyemarakkan acara ini.
Kanigoro Affair, yang terjadi enam dekade silam, adalah luka sejarah sekaligus simbol keteguhan. Peristiwa ini mencatat keberanian kader-kader muda PII yang menjadi korban kekerasan saat mempertahankan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Kini, luka itu telah menjadi bara semangat yang menghidupi langkah-langkah baru PII dalam membangun masyarakat.
“Momentum ini bukan hanya soal mengenang, tapi juga menggerakkan. Kita ingin membangun keterhubungan positif, dari politik hingga pendidikan, dari ekonomi hingga keagamaan,” ujar Ahmad Fanani Sumali, Ketua KB PII Kabupaten Kediri.
Kolaborasi Berjamaah: Nafas Baru Gerakan PII
Tak lagi bergerak sendiri-sendiri, PII kini menggagas paradigma baru: Kolaborasi Berjamaah. Gagasan ini bertolak dari realitas bahwa para alumni PII telah tersebar dan berjasa di berbagai bidang kehidupan. Dalam konteks Kediri, jejaring antar-lembaga seperti Yayasan Pendidikan 4 Mei, Masjid Imam Balqi, Republik Lele, hingga Yayasan Dimar Nusa, menjadi contoh nyata kekuatan koneksi lintas sektor yang saling menguatkan.
“PII perlu membangun budaya berjejaring, budaya saling memberi, saling menguatkan, dan saling memberi manfaat,” ungkap Prof. Zainuddin Maliki. “Kita memiliki infrastruktur sosial yang kuat untuk menyatukan energi kader dalam mempercepat kesejahteraan bangsa.”
Peringatan ini dirangkai dengan diskusi panel yang menghadirkan kembali memori Kanigoro, sekaligus menyemai semangat baru di kalangan generasi muda PII. Para peserta diajak tak hanya menjadi pewaris nilai sejarah, tapi juga pelopor gerakan kemasyarakatan yang kolaboratif dan progresif.
“Kolaborasi Berjamaah bukan hanya slogan. Ia adalah kerja panjang, saling percaya, dan saling terhubung dalam jejaring peradaban,” tutup Fanani.
Dengan semangat itu, KB PII Kabupaten Kediri tak hanya memperingati sejarah, mereka sedang menuliskan babak baru peradaban.(*)
Editor: Abdel Rafi



