
TRENGGALEK, CAKRAWARTA.com – Halaman Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Karangan, Jumat (26/9/2025), dipenuhi ratusan petani dengan wajah sumringah. Mereka hadir menyaksikan penyerahan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kodim 0806/Trenggalek bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek. Momen ini menjadi langkah penting bagi petani untuk meninggalkan cara lama dan beralih ke pertanian modern.
Dandim 0806/Trenggalek, Letkol Inf Isnanto Roy Saputro menegaskan TNI kini hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga mitra petani dalam memperkuat sektor pangan.
“Harapan kami, sinergi ini terus berlanjut agar program swasembada pangan di Indonesia benar-benar terwujud,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.
Dalam penyerahan kali ini, dua unit combine harvester dan empat unit hand tractor diberikan kepada enam kelompok tani di Kecamatan Gandusari, Pogalan, dan Tugu. Bantuan itu diharapkan mampu mempercepat proses tanam dan panen yang selama ini masih banyak mengandalkan cara tradisional.
Bagi para petani, alsintan menjadi jawaban atas persoalan klasik di lapangan.
“Dulu panen padi butuh belasan orang dan memakan waktu berhari-hari. Dengan mesin ini cukup beberapa jam saja,” tutur Suyono, petani Desa Sukorame. Ia menilai kehadiran alsintan juga bisa membuat anak muda kembali melirik pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nurhadi, S.P., M.Agr., menyebut program ini sebagai bagian dari strategi pemerintah mendorong pertanian modern.
“Dengan alsintan, waktu dan biaya lebih hemat, efisiensi meningkat, dan kehilangan hasil panen bisa ditekan. Tujuannya jelas: meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Senada dengan itu, Juwari, petani muda Desa Nglongsor, mengaku kini tak perlu lagi antre meminjam traktor dari desa lain. “Sekarang kelompok kami punya sendiri. Bisa lebih cepat mulai tanam, tidak tertinggal dari desa lain,” katanya penuh semangat.
TNI pun memastikan pendampingan berlanjut pasca-penyerahan. “Kami ingin memastikan mesin ini benar-benar dipakai, bukan sekadar jadi pajangan,” ujar Letkol Roy.
Suasana penyerahan alsintan itu mencerminkan semangat gotong royong antara TNI, pemerintah, dan petani untuk tujuan yang sama yakni kemandirian pangan.
“Pertanian kita harus bangkit dengan teknologi. Kalau dulu dianggap berat dan tradisional, sekarang bisa lebih modern, efisien, dan menjanjikan,” tambah Imam.
Bagi petani Trenggalek, alsintan bukan sekadar mesin, tetapi simbol perubahan. Dari Gandusari hingga Pogalan dan Tugu, semangat baru kini tumbuh yaitu meninggalkan cara lama, menatap masa depan pertanian yang lebih modern dan mandiri. (*)
Kontributor: Arwang
Editor: Abdel Rafi