Tuesday, December 23, 2025
spot_img
HomePendidikanPsikologiLibur Panjang Nataru, Psikolog: Anak Perlu Ruang Pulihkan Mental dan Eksplorasi Diri

Libur Panjang Nataru, Psikolog: Anak Perlu Ruang Pulihkan Mental dan Eksplorasi Diri

ilustrasi.

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kerap menjadi masa yang dinanti anak-anak setelah menjalani rutinitas sekolah selama satu semester penuh. Selain memberi jeda dari aktivitas akademik, masa libur dinilai memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan mental dan perkembangan anak.

Terkait hal tersebut, pakar psikologi, Nur Ainy Fardana Nawangsari, menuturkan bahwa liburan merupakan bagian dari upaya menjaga keseimbangan fisik dan mental anak. Selama masa sekolah, anak-anak banyak menghabiskan energi untuk aktivitas yang menuntut kemampuan kognitif, fisik, dan emosional.

“Masa libur menjadi waktu yang tepat untuk memulihkan pengalaman dan kondisi mental anak. Mereka mendapatkan pengalaman baru yang membuat merasa lebih nyaman serta memiliki cara pandang berbeda terhadap potensi diri dan lingkungan sekitarnya,” kata Nur Ainy, yang akrab disapa Neny, Selasa (23/12/2025).

Menurut Neny, pengalaman baru tersebut tidak harus diperoleh melalui kegiatan liburan yang membutuhkan biaya besar. Orang tua, kata dia, dapat merancang aktivitas sederhana di rumah yang memberi kesempatan anak keluar dari rutinitas akademik sekaligus memperkuat kebersamaan keluarga.

“Aktivitasnya bisa sangat sederhana, misalnya membuat proyek kecil di rumah atau melibatkan anak dalam aktivitas usaha orang tua. Ajak anak melakukan hal-hal yang selama ini tidak sempat mereka lakukan karena padatnya jadwal sekolah,” ujarnya.

Namun demikian, Neny mengingatkan agar kegiatan selama liburan tidak dibingkai dalam target atau tuntutan tertentu. Tekanan semacam itu justru berpotensi mengurangi manfaat liburan bagi anak.

Pakar Psikologi Universitas Airlangga, Dr. Nur Ainy Fardana Nawangsari, MSi., Psikolog. (foto: dokumen pribadi)

“Masa libur sebaiknya menjadi ruang bermain dan berekspresi, agar anak bisa mengenali dirinya dan mengeksplorasi potensi di luar rutinitas sekolah yang ketat,” katanya.

Neny menambahkan, peran orang tua tetap krusial dalam memastikan pengalaman liburan anak berjalan secara bermakna. Setiap anak memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda, sehingga pendampingan orang tua perlu dilakukan secara peka dan dialogis.

“Orang tua bisa bertanya langsung kepada anak apa yang ingin mereka lakukan selama libur. Meski tidak bepergian, anak tetap dapat memilih aktivitas yang mereka sukai di rumah,” ujarnya.

Karena itu, Neny menekankan bahwa meskipun masa liburan sering dipandang sebagai waktu bebas, pengawasan orang tua tetap diperlukan. Waktu luang yang lebih panjang, menurut dia, dapat membuka risiko paparan aktivitas atau informasi yang kurang sesuai bagi perkembangan anak.

“Orang tua perlu memfasilitasi kegiatan yang mendorong kreativitas dan potensi positif anak, sekaligus tetap memantau aktivitas mereka serta menjaga kesehatan fisik dan mental selama masa libur,” pungkas wanita yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga itu.(*)

Kontributor: Khefti PKIP

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular