
DEPOK, CAKRAWARTA.com – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) melakukan inspeksi mendadak ke Situ Bahar, Sukamaju, Cilodong, Kota Depok, Kamis (4/12/2025). Langkah itu menjadi respons cepat atas laporan pencemaran yang mengemuka dalam rapat kerja Komisi XII DPR RI beberapa waktu lalu.
Sidak dipimpin pejabat KLH/BPLH, Sardi, yang datang bersama tim pemantauan kualitas lingkungan. Mereka meninjau langsung kondisi perairan dan mengambil sampel untuk diuji di laboratorium. Lurah Sukamaju, Ketua LPM, Juru Situ Bahar, serta Pembina Komunitas Peduli Lingkungan (KOPLING) Kota Depok turut mendampingi rombongan.
Dari hasil pemantauan lapangan, tim mencatat perubahan signifikan pada kondisi air Situ Bahar: warna yang menggelap, aroma menyengat, serta penurunan drastis kualitas ekosistem. Laporan masyarakat juga menyebutkan aliran limbah industri dari wilayah hulu di Kabupaten Bogor diduga kuat menjadi sumber pencemaran.
Selain faktor industri, tim KLH/BPLH menyoroti perilaku sebagian warga yang masih membuang sampah ke bantaran sungai. Sampah itu kemudian bermuara ke Situ Bahar dan memperburuk kualitas air.
Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi PKS, Jalal Abdul Nasir, yang pertama kali menyuarakan kasus ini dalam rapat kerja dengan Menteri KLH/BPLH Dr. Hanif Faisol Nurrofiq, menekankan pentingnya penanganan lintas wilayah.
“Pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi di Depok, tetapi juga di Bogor, Bekasi, hingga Karawang. Karena itu dibutuhkan tindakan cepat, terukur, dan lintas daerah agar persoalan ini bisa ditangani secara komprehensif,” ujarnya.
Ia mendesak agar kementerian dan pemerintah daerah membangun sinergi kuat untuk memastikan pemulihan tidak berhenti pada sidak semata. “Ini PR kita bersama. Saya berharap ada sinergi positif antara kementerian dan seluruh instansi terkait, baik pusat maupun daerah.”
Masyarakat Bergerak, Bukti Pencemaran Diserahkan
Pembina KOPLING Kota Depok, Zarkasih Hasan, menyambut langkah cepat kementerian yang langsung turun ke lapangan. Ia menyebut sidak ini sebagai sinyal penting bahwa keresahan masyarakat tidak diabaikan.
“Kami mengapresiasi sidak KLH/BPLH. Ini menunjukkan pemerintah pusat benar-benar menanggapi laporan warga. Kami berharap tindak lanjutnya segera dilakukan demi memulihkan Situ Bahar.” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
Untuk memperkuat temuan, KOPLING menyerahkan dokumentasi video kematian ikan secara massal. Dalam rekaman yang diterima tim KLH/BPLH, tampak ikan-ikan mengapung tak bernyawa dan bahkan bangkai ular, menandakan kerusakan ekosistem yang sudah mencapai level mengkhawatirkan.
Sidak ini menjadi titik awal bagi upaya lebih besar dalam pemulihan Situ Bahar sekaligus pengawasan terhadap aktivitas industri yang berpotensi mencemari aliran sungai lintas daerah.
KLH/BPLH akan menindaklanjuti hasil uji laboratorium untuk menentukan langkah penegakan hukum dan pemulihan ekosistem. Pemerintah pusat, daerah, serta komunitas lingkungan diminta memastikan proses pengawasan berlangsung konsisten.
Situ Bahar selama ini menjadi ruang ekologis penting bagi warga Sukamaju dan sekitarnya. Pemulihannya bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi juga keselamatan dan kualitas hidup masyarakat.(*)
Kontributor: Arif Budi P
Editor: Abdel Rafi



