Thursday, September 18, 2025
spot_img
HomeSosial BudayaHujan Tak Redam Gema Sholawat, Ribuan Jamaah Al Azhaar Doakan Indonesia Damai...

Hujan Tak Redam Gema Sholawat, Ribuan Jamaah Al Azhaar Doakan Indonesia Damai dan Makmur

Ribuan jamaah pengajian yang luar biasa di Hall Utama Pesantren Al Azhaar, Tulungagung, Rabu (10/9/2025) malam. (foto: Cakrawarta)

TULUNGAGUNG, CAKRAWARTA.com – Rabu (10/9/2025) malam di Tulungagung turun hujan sejak magrib. Namun, tetesan air langit itu tak sanggup membubarkan ribuan jamaah yang tumplek blek di Hall Utama Pesantren Al Azhaar Kedungwaru. Di bawah cuaca sejuk nan teduh, lantunan sholawat menggema, doa-doa mengalir deras, memohon agar Indonesia selalu damai dan makmur.

Lebih dari 2.500 jamaah hadir. Ada yang duduk bersila, ada pula yang berdiri, bahkan sebagian rela berhujan di luar hall karena ruangan tak lagi menampung. Dari berbagai penjuru negeri, jamaah online pun turut larut dalam dzikir dan sholawat. Malam itu, tubuh mereka boleh berjauhan, tetapi hati mereka berpadu dalam satu harapan: keberkahan dari Nabi Muhammad ﷺ.

Acara dzikro Maulid Nabi ini menjadi tradisi tahunan Pesantren Al Azhaar untuk menghidupkan ruh mahabbah kepada Rasulullah. Para kiai, masyayikh, hingga pejabat daerah hadir. KH. Imam Mawardi Ridlwan, pengasuh pesantren sekaligus pengurus LD PWNU Jatim, mengingatkan pentingnya menjadikan sholawat sebagai penopang bangsa.

“Indonesia bukan hanya butuh pembangunan fisik, tapi juga pembangunan ruhani. Kita bantu bangsa dengan doa, agar damai dan makmur,” ujar Abah Imam penuh getaran.

Gema sholawat semakin bermakna dengan kehadiran ulama internasional yaitu Habib Muhammad Hasan Al Jufri dari Mukalla, Yaman, serta Munsyid Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani dari Mekkah. Kehadiran mereka memberi warna hijaz ke bumi Tulungagung, menghadirkan nuansa spiritual yang dalam.

Tak kalah menggetarkan, pesan damai disampaikan oleh KH. Nashir Mansur Idris dari Jakarta. Dengan suara lembut namun tegas, ia menyinggung maraknya aksi anarkis di tanah air.

“Jagalah putra-putri kita. Jangan sampai mereka terlibat dalam demo anarkis. Ajaran Nabi kita mengajak damai, bukan kekerasan. Orang yang bersholawat akan selalu teduh dalam sikap, teduh dalam pilihan, teduh dalam menyikapi perbedaan,” ungkapnya.

Kalimat itu menjadi tamparan halus bagi mereka yang masih percaya perubahan hanya bisa lahir dari amarah. Padahal, sholawat justru menumbuhkan keteduhan dan persaudaraan.

Peringatan Maulid Nabi di Al Azhaar bukan sekadar mengenang kelahiran Rasulullah. Lebih dari itu, ia menghidupkan sunnah, menguatkan mahabbah, dan menyalakan doa kolektif agar Indonesia bisa maju tanpa harus meniadakan, dan damai tanpa harus anarkis.

Di antara hadirin tampak KH. Abdul Kholiq (Mbah Dul), KH. Baidlowi, para kiai sepuh, Camat Kedungwaru, Kapolsek Kedungwaru, Kemenag Tulungagung, serta tokoh masyarakat lainnya. Semua larut dalam satu rasa: cinta pada Rasulullah dan cinta pada negeri. (*)

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular