
JOMBANG, CAKRAWARTA.com – Rombongan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, melakukan perjalanan spiritual dengan menziarahi makam para muassis NU di Jombang, hari ini, Sabtu (6/9/2025). Agenda ini menjadi momentum memperkuat soliditas kader sekaligus meneladani perjuangan para pendiri NU.
Ziyarah dimulai dari makam KH Dahlan Abdul Qohar di Kertosono, salah satu tokoh penting pendiri NU pada 1926. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke kompleks makam KH M. Hasyim Asy’ari di Tebuireng, KH Abdul Wahab Hasbullah di Tambakberas, serta KH Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang.
Tak berhenti di situ, rombongan juga menziarahi makam Sunan Ampel di Surabaya dan Syaikhona Kholil di Bangkalan, Madura. Kedua tokoh besar ini dikenal sebagai inspirasi spiritual yang melahirkan tradisi keilmuan dan keislaman yang kelak diwariskan NU.

Rombongan MWCNU Rejoso dipimpin Rais Syuriah KH M Ibnu Rois Al-Maqbuli dan Ketua Tanfidziyah Kiai Imam Hartoyo. Mereka berangkat dengan tiga armada bus, membawa serta pengurus MWCNU, lembaga, badan otonom, hingga perwakilan ranting NU.
“Selain memperkuat silaturahmi antar-pengurus, ziyarah ini juga menjadi sarana meneguhkan soliditas kami dalam memajukan NU di Rejoso,” ujar Rakijan, Ketua Panitia sekaligus Ketua Ranting NU Desa Ngadiboyo.
Aris Jatmiko, Humas panitia, menambahkan bahwa ziyarah muassis sudah menjadi agenda rutin MWCNU Rejoso, biasanya digelar menjelang Hari Santri Nasional. “Tahun ini kami khususkan untuk kader penggerak NU lintas angkatan. Meskipun lebih sederhana dari tahun-tahun sebelum pandemi, semangatnya tetap luar biasa,” katanya.

Semangat itu juga dirasakan peserta. Abdul Kharis, guru SDN Jintel 2, mengaku tetap berangkat meski kondisi fisiknya kurang sehat. “Saya tetap ingin ikut. Ada energi spiritual yang membuat semangat semakin hidup. Ini bukan sekadar perjalanan, tapi bagian dari khidmat kepada NU dan umat,” tuturnya.
Melalui ziyarah ke makam muassis, MWCNU Rejoso berharap kader semakin terinspirasi untuk melanjutkan perjuangan ulama pendiri NU yaitu mengabdi tanpa pamrih bagi umat dan bangsa. Dari jejak sejarah inilah, soliditas kader dibangun dan semangat pengabdian diteguhkan. Semoga. (*)
Kontributor: Mukani
Editor: Abdel Rafi