
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Wisuda sekolah itu bukan soal kaya atau miskin. Itu soal rasa bangga, soal merayakan perjuangan. Maka, sungguh menyakitkan hati ketika ada pemimpin yang malah merendahkan rakyat kecil hanya karena mereka tidak bergelimang harta.
Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI), dr. Ali Mahsun Atmo M. Biomed, angkat bicara keras menanggapi sikap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia menyebut, pernyataan Dedi yang menyudutkan rakyat miskin dalam isu penghapusan wisuda sekolah dan penggusuran warga bantaran sungai, sudah kelewatan.
“Rakyat miskin itu bukan minta-minta dilahirkan dalam kemiskinan. Mereka bertahan hidup, berjuang saban hari. Jadi jangan malah dihina,” kata dr. Ali Mahsun di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Ali mengingatkan, kemiskinan di Jawa Barat — dari maraknya pinjaman online sampai judi daring — adalah bukti bahwa negara belum sepenuhnya hadir. Tugas pemerintah adalah mencari solusi, bukan melempar caci maki.
“Silakan kalau mau hapus wisuda. Tapi jangan olok-olok rakyat. Mereka punya harga diri. Mereka berhak dihargai seperti manusia lainnya,” tegasnya.
Dengan suara penuh keprihatinan, ia menambahkan, “Nggak ada anak kecil di Indonesia yang bercita-cita ingin miskin. Mereka bermimpi besar, hanya saja hidup kadang kejam.”
“Kalau rakyat kecil terus dihina, itu bukan sekadar melanggar konstitusi. Itu melukai nurani. Bahkan bisa mengundang murka Tuhan,” tutup dokter lulusan FK Unibraw Malang dan FKUI Jakarta ini.
(tommy/rafel)



