SURABAYA – Munculnya varian Mu dari virus Sars-Cov-2 sebagai penyebab dari wabah Covid-19 membuat semua pihak terus waspada. Pasalnya, saat ini Indonesia sedang berada dalam tren menurun untuk kasus positif. Karenanya, tingkat kewaspadaan menjadi penting dikedepankan agar puncak kasus seperti Juli 2021 lalu tidak terulang.
Merespon hal tersebut, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani menyatakan agar pemerintah terus meningkatkan upaya deteksi dini.
“Deteksi dini ini penting terutama di pintu pintu masuk Indonesia. Karena varian-varian itu kita tahu berawal dari imported case. Jadi jangan sampai kecolongan seperti sebelumny,” ujar dosen epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair itu.
Laura menambahkan bahwa sampai saat ini varian Mu tidak seberbahaya seperti varian delta.
“Tingkat bahayanya (varian Mu, red.) masih lebih rendah daripada varian delta. Karena varian ini masih masuk kriteria VOI (variant of interest) oleh badan kesehatan dunia WHO. Jadi belum menjadi VOC (variant of concern). Karenanya kewaspadaan menjadi penting agar dari status VOI tidak menjadi VOC,” papar alumnus Universitas Kobe Jepang ini.
Wanita murah senyum ini juga meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat untuk mencegah munculnya varian-varian baru.
“Karena semakin banyak penyebaran kasus maka peluang untuk munculnya varian baru semakin tinggi. Itulah mengapa saya tidak pernah berhenti berpesan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menerapkan prokes ketat,” pungkasnya.
(bus/bti)