Sunday, December 8, 2024
spot_img
HomeGagasanSayonara Benedict Anderson

Sayonara Benedict Anderson

benedct

Sabtu, 12 Desember 2015, dunia akademis dikejutkan dengan wafatnya seorang tokoh kenamaan dengan segudang prestasi dan karya terutama dalam upaya memahami dan mencintai Indonesia dan ke-Indonesia-an. Tokoh tersebut adalah Profesor Benedict Richard O’Gorman Anderson yang telah meninggalkan kita semua, para pegiat ilmu terutama tentang Indonesia. Benedict meninggal dunia di kota Batu dan menurut berita, jenazahnya akan dikremasi selanjutnya abunya disebarkan di Laut Jawa.

Sosok Benedict tak muncul begitu saja. Dia hasil didikan Cambridge dan Cornell University. Di level internasional, mendiang Benedict pernah meraih beberapa perhargaan, diantaranya Award for Distinguished Contributions to Asian Studies (1998), Fukuoka Asian Culture Prizes (2000) dan Albert O. Hirschman Prize (2011).

Majalah Tempo edisi 20 November 2011 memasukkan Benedict ke dalam “Indonesianis” generasi kedua bersama William Liddle, Herbert Feith dan Daniel s. Lev. Indonesianis yang dikenal suka mentraktir makan mahasiswanya ini selama hidupnya pernah dicekal oleh pemerintah Orde baru. Penyebabnya karena mengkritisi Orde baru. Salah satu karyanya berjudul “The Cornel Paper” memberi sudut pandang berbeda tentang peristiwa G 30 S. Makalah yang ditulis bersama Ruth McVey itu menyimpulkan bahwa G 30 S merupakan persoalan internal Angkatan darat (AD) dan sama sekali tidak mengulas peran PKI. Otomatis berlawanan dengan teori dan tafsir tunggal yang selama ini dibangun Orde baru, bahwa PKI merupakan dalangnya.

Berkat makalah tersebut, nama lembaga Cornell Modern Indonesia Project kian terkenal sebagai pelopor penelitian intelektual tentang Studi Indonesia. Lembaga yang dirintis George McTurnan Kahin ini pada era 1960-1970an pernah berjaya. Akan tetapi sempat meredup hampir satu dekade setelah Benedict Anderson pensiun.

Hingga akhir hayatnya, Benedict telah meninggalkan beberapa karya monumental selain The Cornell Paper. Misalnya Buku Java: In A Time of Revolution, dimana buku ini menjelaskan perlawanan Indonesia terhadap Belanda yang dilakukan oleh gerakan pemuda. Berikutnya buku Imagined Communities yang akrab di kalangan akademisi perguruan tinggi di Indonesia. Di Israel, Menurut Ronny Agustinus (pemimpin redaksi Penerbit Marjin Kiri), buku ini diterjemahkan oleh Open University of Israel untuk menentang ortodoksi politik Zionis dan diberi kata pengantar oleh ilmuwan Palestina. Buku ini intinya berbicara mengenai gerakan nasionalisme di seluruh dunia. Benedict mengambil contoh di Amerika Utara dan Perancis yang mengalami Revolusi Pembebasan oleh kesadaran masyarakat yang menentang monarki.

Baru baru ini, masih ada satu lagi buku Benedict yang diterbitkan oleh Penerbit Marjin Kiri dengan judulnya Dibawah Tiga Bendera; Anarkisme Global dan Imajinasi Antikolonial. Pada 10 Desember 2015 (tepat dua hari sebelum wafat), Benedict menyempatkan hadir dalam peluncuran bukunya tersebut, sekaligus mengisi kuliah umum Anarkisme dan Nasionalisme di Universitas Indonesia. Pada kesempatan tersebut terlihat memang performanya tidak lagi fit. Berulang kali dalam sesi diskusi, pertanyaan peserta disampaikan kembali oleh moderator begitu pula respon Benedict terhadap pertanyaan yang muncul. Tetapi spirit dan passion-nya terhadap ilmu membuatnya tetap hadir dan berdiskusi dengan para pegiat keilmuan yang antusias sepanjang acara.

Mengutip harian Republika edisi daring (online), dalam kuliah umum tersebut, sepanjang sejarah, kata Benedict, anarkisme telah menjadi bagian dari perlawanan terhadap sistem yang korup. Anarkisme, sebagai konsekuensi dari korupnya sebuah sistem, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu damai atau kekerasan. Pada zaman dulu, sistem yang dilawan itu bernama imperialisme dan aristokrasi, sedangkan kini lawannya adalah kapitalisme global.

Sayonara Prof Benedict Anderson, barangkali melalui buku-buku anda, kami belajar memahami dan mencintai Indonesia. Semoga.

FADH AHMAD ARIFAN

Pengajar di MA Muhammadiyah 2 kota Malang

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular