Sunday, December 8, 2024
spot_img
HomeBerita AllPesan "Tak Biasa" Gus Mus di Hari Santri Nasional

Pesan "Tak Biasa" Gus Mus di Hari Santri Nasional

KH Ahmad Mustofa Bisri, Pengasuh Pesantren Raudlatuth Tholibin Rembang. (Foto: Priyambodo/KOMPAS)
KH Ahmad Mustofa Bisri, Pengasuh Pesantren Raudlatuth Tholibin Rembang. (Foto: Priyambodo/KOMPAS)

SURABAYA – Hari ini, Kamis (22/10) Presiden Joko Widodo secara resmi mencanangkan Hari Santri Nasional di Masjid Istiqlal, Jakarta. Sementara itu, media sosial juga diramaikan mengenai ucapan Hari Santri yang merupakan salah satu janji kampanye Joko Widodo saat Pilpres pada 2014 lalu itu. Tetapi ada pesan yang menyentak publik, gagah dan tak biasa di peringatan Hari Santri Nasional yang baru pertama ini. Pesan tak biasa itu datang dari ulama ternama KH Ahmad Mustofa Bisri.

Kiai yang akrab disapa Gus Mus itu menuliskan pesan yang ditujukan kepada pemerintah dalam rangka peringatan Hari Santri melalui laman Facebook beliau, Ahmad Mustofa Bisri dan langsung mendapatkan respon cepat dan meluas dari kalangan netizen.

“Di Hari Santri ini, aku minta mereka yang merasa santri, utamanya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), agar mendesak pemerintah untuk segera mengatasi persoalan asap dari pembakaran hutan yang telah membuat banyak rakyat kita menderita dan merugikan negara dan bangsa ini,” ujar Pengasuh Pesantren Raudlatuth Tholibin Rembang tersebut.

Ulama NU yang dikenal juga sebagai sastrawan dan budayawan itu juga berpesan agar kepada pemerintah agar para pengusaha yang menjadi pelaku pembakaran hutan dihukum dan membatasi pemberi ijin pengelolaan hutan ke depannya.

“Menghukum para pengusaha pelaku pembakaran hutan dan tidak lagi gegabah dan mudah memberikan izin kepada pengusaha yang hanya mencari keuntungan sendiri tanpa memikirkan kepentingan rakyat,” imbuh Gus Mus.

Bahkan, tokoh yang sempat menjadi Rais Aam PBNU menggantikan almarhum KH Sahal Mahfudz tersebut juga meminta agar dibuat peta geografis sebagai pedoman pemberian izin pengelolaan hutan kepada pengusaha ke depannya.

“Membuat peta geografis untuk pegangan pemberian izin kepada pengusaha-pengusaha yang akan mengekploatasi kekayaan alam Indonesia. Agar pengusaha-pengusaha serakah tidak merugikan dan membuat derita rakyat banyak kini maupun di kemudian hari.” pungkas Gus Mus.

(bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular