Friday, April 19, 2024
HomeGagasanMesir, Indonesia dan Hari Pembebasan Sinai

Mesir, Indonesia dan Hari Pembebasan Sinai

Buat bangsa Indonesia, nama Mesir sudah tentu tidak asing lagi, karena negara itu adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Persahabatan kedua negara, Mesir dan Indonesia sudah terjalin sejak Mesir mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia untuk pertama kali. Itu terjadi ketika Menteri Luar Negeri dipegang Haji Agus Salim, pemimpin delegasi Indonesia saat itu. Delegasi Indonesia waktu itu hanya empat orang yang ke Mesir, yaitu Haji Agus Salim, A.R. Baswedan, Mr. Nazir Pamoentjak dan Rasjidi mengatasnamakan pemerintah Indonesia.

Tiba di Mesir, delegasi Indonesia diterima Perdana Menteri Mesir waktu itu, yaitu Nokrashi Pasha. Ketika bertemu itu, Mesir dan Indonesia menandatangani persahabatan Indonesia-Mesir pada 10 Juni 1947. Penandatanganan tersebut diketahui sejumlah mahasiswa Indonesia dan Sekjen Liga Arab Azzam Pasha, karena memang mereka telah menunggu kedatangan mereka di ruang Perdana Menteri Mesir.

Perjalanan ke Mesir tersebut merupakan kunjungan balasan dari pihak Indonesia setelah sebelumnya Muhammad Abdul Mun’im, Konsul Jenderal Mesir di Bombay (sekarang Mumbay, India) datang ke Yogyakarta pada 13–16 Maret 1947. Menurut A.R. Baswedan dalam artikelnya di buku “Seratus Tahun Agus Salim,” mengisahkan kunjungan Mun’im itu untuk mewakili negerinya dan membawa pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Mun’im datang ditemani Ketut Tantri (Muriel Pearson), perempuan Amerika Serikat yang banyak membantu perjuangan rakyat Indonesia di masa revolusi.

Pada 15 Maret 1947, bertepatan dengan ulang tahun kemerdekaan Mesir yang ke-23, demikian A.R. Baswedan mencatat, “Mun’im menghadap Presiden Soekarno (untuk) menyampaikan pesan-pesan dari Liga Arab,” kata dia pada tulisan yang sama. Pesan itu merupakan hasil keputusan sidang Dewan Liga Arab yang diselenggarakan pada 18 November 1946 yang menganjurkan seluruh anggota Liga Arab mengakui kedaulatan Republik Indonesia berdasarkan ikatan keagamaan, persaudaraan serta kekeluargaan.

Dengan penandatanganan perjanjian persahabatan yang sekaligus menandai pengakuan Mesir secara legal terhadap kedaulatan Republik Indonesia itu, maka lengkaplah persyaratan formal berdirinya sebuah negara. Secara de facto dan de jure persyaratan pengakuan dari negara lain atas eksistensi Republik Indonesia tercapai dengan kesepakatan tersebut.

Hubungan Mesir dan Indonesia, kembali dibuktikan dengan terpilihnya Letnan Jenderal TNI (Purn) Rais Abin, putra terbaik bangsa Indonesia, yang waktu itu berpangkat Mayor Jenderal, sebagai Panglima Pasukan Perdamaian PBB atau UNEF (United Nations Emergency Force – Pasukan Darurat PBB) II dari tahun 1976-1979) yang ditempatkan di Sinai.

Semenanjung Sinai adalah sebuah semenanjung berbentuk segitiga yang terletak di Asia Barat, namun menjadi bagian dari Mesir di Afrika. Daratan seluas 60.000 km² ini dibatasi oleh Laut Tengah di utara, Laut Merah di selatan, Terusan Suez di barat, dan perbatasan dengan Israel di timur laut.

Sedangkan Mesir itu sendiri, adalah nama resmi Republik Arab Mesir. Merupakan sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Mesir juga digolongkan sebagai negara maju di Afrika.

Pada hari Sabtu, 25 April 2020, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, sebagaimana dikutip dari “eXtra News,” berbahasa Arab di twitter, bahwa ia memberi selamat kepada rakyat Mesir pada peringatan 38 tahun Hari Pembebasan Sinai.

Al-Sisi menegaskan, hari ini, Sabtu, melalui sebuah pos di akun resminya di Facebook, bahwa Mesir telah memperoleh kembali pada hari ini seluruh wilayah nasionalnya, menambahkan, “Ini tidak akan terjadi kecuali dengan perjuangan-perjuangan dan perjuangan panjang yang Mesir lakukan di semua lini untuk membebaskan Sinai.”

Sisi memberi hormat kepada para martir Mesir, menambahkan “salam kepada orang-orang dari angkatan bersenjata yang berperan paling terhormat, sebuah penghargaan untuk kecerdikan negosiator Mesir, dan semua orang yang berpartisipasi dalam membuat epik sejarah internasional.”

Hari Pembebasan Sinai merupakan momen penarikan pasukan Israel dari wilayah tersebut pada tahun 1982 atas dasar perjanjian Camp David. Hari pembebasan tersebut diperingati setiap tangga 25 April dan merupakan salah satu hari libur nasional Mesir.

Mesir setelah Presiden Anwar Sadat, penanda tangan Perjanjian Camp David dibunuh oleh esktremis muslim pada 6 Oktober 1981 di Kairo, Mesir, lalu digantikan oleh wakilnya Muhammad Hosni Said Mubarak. Ia adalah mantan Presiden Mesir, setelah Anwar Sadat tewas terbunuh dan menjabat sebagai Presiden Mesir pada periode 14 Oktober 1981-11 Februari 2011. Mubarak ditunjuk sebagai wakil presiden Anwar Sadat, pada tahun 1975 setelah pangkatnya naik di jajaran Angkatan Udara Mesir.

Dalam pemilihan Presiden Mesir selanjutnya, Muhammad Mursi ‘Isa al-‘Ayyath terpilih sebagai presiden Mesir berikutnya. Ia adalah seorang politikus Mesir yang menjabat sebagai Presiden Mesir kelima, dari 30 Juni 2012 hingga 3 Juli 2013 yang akhirnya digulingkan oleh Jenderal Abdul Fattah as-Sisi dalam kudeta militer setelah aksi demo Juni 2013.

Nama lengkap as-Sisi adalah Abdul Fattah Said Hussein Khalil as-Sisi. Ia adalah Presiden Mesir saat ini. Sebelumnya, ia adalah seorang komandan militer Mesir yang merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, serta Menteri Pertahanan, dari 12 Agustus 2012 sampai 26 Maret 2014.

 

DASMAN DJAMALUDDIN

Wartawan dan Sejarawan Senior

RELATED ARTICLES

Most Popular