Saturday, April 20, 2024
HomeBerita AllMendagri: Tak Ada Unsur Kesengajaan Indonesia Giring Asap ke Negara Tetangga

Mendagri: Tak Ada Unsur Kesengajaan Indonesia Giring Asap ke Negara Tetangga

ilustrasi
ilustrasi

BALIKPAPAN – Kabut asap semakin menebal di kawasan Sumatera dan Kalimantan, bahkan serpihan debu berukuran nano itu terbawa angin dan sampai ke negara-negara terdekat Indonesia seperti Singapura dan Malaysia. Menteri Dalam Negeri RI, Tjahjo Kumolo mengatakan, tak ada unsur kesengajaan dari pemerintah Indonesia, khususnya soal asap yang hinggap di negara tetangga.

“Tidak ada kesengajaan pemerintah Indonesia menggiring asap ke negara lain,” ujar Tjahjo saat ditemui di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, Selasa (29/9).

Semuanya terjadi disebabkan kebakaran lahan dan hutan, baik disengaja maupun tidak. Saat ini, pemerintah Indonesia sudah mengamanatkan pemadaman titik-titik api di dua pulau terbesar Indonesia itu.

“Saya sendiri telah memantau dan meneruskan amanat Presiden Joko Widodo pada aparat penegak hukum. Kepolisian RI dan Kejaksaan dituntut bisa menindak tegas para oknum perusahaan pelaku pembakaran lahan. Selain itu, TNI juga telah ditugasi untuk terjun langsung memadamkan asap,” imbuhnya.

Menurutnya, yang harus dilakukan yakni menelisik penyebab terjadinya kabut asap. Untuk diketahui, banyak elemen berperan dapat menimbulkan kabut asap, ada yang disengaja maupun tidak. Contoh disengaja yakni pembakaran oleh sejumlah oknum dengan tujuan land clearance, atau pembersihan lahan guna menyiapkan tanah perkebunan skala besar.

Hal tersebut adalah tindakan ilegal, biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit untuk memperluas lahan kebun mereka. Ada juga pembakaran lahan yang disengaja namun sifatnya legal, yakni pembakaran oleh masyarakat adat sebagai proses awal musim bercocok tanam. Untuk terbakarnya lahan tak disengaja, bisa disebabkan terik matahari yang membakar gambut kering di permukaan tanah.

Sebelumnya, Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah menilai kebakaran lahan harus segera diantisipasi. Pasalnya, hal ini berdekatan dengan angka kemiskinan, khususnya di dua pulau besar itu. Jika tidak, dikhawatirkan angka kemiskinan semakin bertambah.

“Kalau tidak segera diselesaikan, saya khawatir kabut asap akan menambah angka kemiskinan,”ujar Firmanzah.

Korelasi antara kebakaran dengan kemiskinan , menurutnya bisa dilihat dari darurat kekeringan yang mengganggu kinerja pertanian dan perkebunan maasyarakat menengah ke bawah. Tak hanya itu, kegiatan perekonomian sehari-hari masyarakat terganggu akibat asap, contohnya dari segi pendapatan masyarakat yang habis untuk biaya kesehatan.

Menurut Firman, pemerintah perlu fokus pada program jangka pendek yang sarat manfaat. Saat ini, pemerintah hanya fokus pada program jangka panjang tanpa memperhatikan peristiwa terkini yang memerlukan penanganan jangka pendek. Akibat asap, daya beli masyarakat menjadi rendah, ini adalah tanggungjawab pemerintah.

“Penanganan ini membutuhkan fokus secara terus-menerus. Infrastruktur bukannya tidak penting, tapi yang sifatnya jangka pendek juga perlu diselesaikan,” pungkasnya.

(msa/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular