Friday, April 26, 2024
HomePendidikanPsikologiKasus Mario Dandy Indonesia Dan Abby Choi Hongkong Dalam Sudut Pandang Psikologi

Kasus Mario Dandy Indonesia Dan Abby Choi Hongkong Dalam Sudut Pandang Psikologi

kasus mario dandy dan abby choi dalam sudut pandang psikologi. (foto: cakrawarta)

SURABAYA – Akhir-akhir ini masyarakat tengah dihebohkan dengan dua kasus berbeda. Kasus pertama adalah kekerasan yang dilakukan Mario Dandy (MD) terhadap mantan pacar kekasihnya. Hal ini berujung MD harus menghadapi proses hukum yang ada.

Sementara itu di belahan bumi lain tepatnya di Hongkong, Abby Choi seorang model dibunuh serta dimutilasi. Ironisnya, sumber yang beredar menyebut bahwa pelaku adalah mantan suami beserta keluarganya.

Untuk melihat bagaimana pandangan psikologi terkai dua kasus tersebut, redaksi cakrawarta.com pada Selasa (7/3/2023) mewawancara pakar psikologi Tiara Diah Sosialita. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga tersebut menjelaskan bahwa setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan kekerasan terhadap orang lain.

“Ada banyak faktor yang secara psikologi dapat membuat seseorang berperilaku jahat bahkan bertindak keji terhadap orang lain. Bahkan kepada sesama manusia. Pertama, Faktor internal itu dari diri kita sendiri misal kondisi mental tidak stabil, ada gangguan kejiwaan atau faktor kepribadian yang menyimpang,” kata Tiara.

Faktor internal tersebut, menurut Tiara, kerap kali menjadi penentu seseorang dapat melakukan kejahatan kepada orang lain. Bisa juga karena faktor emosional seperti temperamen mudah meledak-ledak serta pemikiran yang keliru bahwa kalau dia melakukan kejahatan atau tindakan keji itu menjadi cara yang bisa dilakukan untuk mendapat apa yang diinginkan.

“Minimnya kasih sayang serta rasa empati pada orang lain turut menjadi faktor internal yang dapat memicu perilaku jahat terjadi. Yang terpenting juga adalah kontrol diri. Kendali diri yang rendah menjadi salah satu faktor penting yang bisa memicu seseorang melakukan kejahatan,” imbuhnya.

Adapun faktor yang kedua, lanjut Tiara, adalah faktor eksternal yang berupa pengaruh lingkungan sekitar. Jika seseorang sudah terbiasa terpapar dengan tindakan kekerasan maka ia akan menormalisasi perbuatan tersebut. Ketiga, faktor situasional.

Jadi, menurut Tiara, ada situasi yang pada saat tertentu menjadi atau membuka kesempatan seseorang untuk bertindak jahat bahkan keji. Misal ada korban yang menjadi target atau pelampiasan emosi atau bahkan balas dendam.

“Kondisi lingkungan yang tidak mencegah tindakan jahat atau melerai, tidak ada pengawasan dari pihak otoritas misalnya. Berada di tempat sepi atau bisa juga saat seseorang merasa terancam dan tidak nyaman sehingga menyebabkan dia berperilaku jahat,” tambahnya.

Karena itu, menurut Tiara, dalam mencermati tindakan kejahatan atau bahkan tindakan keji seseorang, perlu mengenali terlebih dahulu faktor pemicunya.

“Ketiga faktor ini secara psikologi mereka berinteraksi sehingga memunculkan perbuatan keji seseorang kepada manusia lainnya. Dengan mengenali faktor pemicunya kita dapat memulai langkah-langkah selanjutnya,” pungkasnya.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular