Friday, March 29, 2024
HomeGagasanIkatan Alumni: Ajang Reuni dan Ruang Berkolaborasi

Ikatan Alumni: Ajang Reuni dan Ruang Berkolaborasi

ilustrasi. (foto: istimewa)

 

“Ikatan Alumni??? Itu tempat buat kumpul-kumpul reuni sekian puluh tahun setelah lulus kan??”

“Tempat bagi-bagi info kabar teman lama yang sudah nikah, punya anak”

“Ikatan Alumni??? Nyanyi-nyanyi, reuni, pamer prestasi”

Beberapa mahasiswa aktif menjawab demikian ketika saya bertanya apa yang diketahui tentang Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair)

Setidaknya cara pandang (mindset) semacam itu bercokol hampir di semua benak para mahasiswa aktif bahkan yang sudah lulus sekalipun. Namanya juga alumni, apalagi kegiatannya selain reuni dan temu kangen. Padahal pengabdian sesungguhnya dari segala ilmu yang kita dapat di bangku kuliah adalah ketika kita menyandang status alumni. Tentu masih ingat dalam benak kita ketika kita masih menjadi mahasiswa, berbagai gerakan atas nama mahasiswa menjadi cikal bakal sebuah perubahan, lalu kenapa tidak ada perubahan atas nama alumni? Apakah setelah lulus kita hidup sendiri-sendiri? Apakah yang menyatukan kita hanya karena ketika itu kita masih berada di satu kampus yang sama?

Kini tinggal hitungan jam menuju Kongres X IKA Unair, mencari seorang Ketua Umum dengan tajuk “sinergi”. Sinergi mengartikan sebuah kebersamaan dan kolaborasi, bukan aklamasi yang dibungkus jubah demokrasi. Ikatan Alumni bukan hanya milik kelompok atau fakultas tertentu.

Sebuah pekerjaan rumah yang besar dan mendasar untuk menjadikan Ikatan Alumni sebuah rumah bersama, untuk terus membuat gerakan agar perubahan yang baik terjadi di negeri ini. Atas nama alumni, kita seharusnya bisa saling berkoodinasi, berjejaring dan berkolaborasi untuk menguatkan satu sama lain.

Atas nama alumni, kita punya wadah untuk berkiprah dimanapun posisi kita. Itulah tujuan utama yang seharusnya dimiliki oleh sebuah Ikatan Alumni Universitas Airlangga. Iya, kalau ketika kita masih menjadi mahasiswa, kita berada dalam satu atap rumah bernama fakultas atau universitas. Ketika sudah lulus, maka kita tetap berada dalam satu atap rumah bernama Ikatan Alumni.

Ketua terpilih akan sangat menentukan kemana arah perjuangan dari IKA Unair. Berharap Kongres dari alumni universitas ternama menunjukkan integritasnya dalam berdemokrasi. Jamgan sampai ada yang menggunakan IKA Unair sebagai kendaraan politik, apalagi ada yang berharap aklamasi atau bahkan membuat voting rasa aklamasi atau sebaliknya. Input yang buruk akan menghasilkan output yang buruk pula.

Tapi lagi-lagi semua kembali pada para pemegang suara. Mereka seperti layaknya dewa, tak tersentuh oleh kami yang punya harapan di akar rumput. Bagi kami anak muda, sangat sadar, kami tak punya wakil dalam kongres, tapi kami yakin, suara perubahan, kolaborasi yang diusung oleh anak muda sebagai pemilik masa depan akan didengar dan bergema di Kongres.

Kami anak muda mungkin tidak punya koneksi, relasi sekuat para senior mengingat perwakilan yang akan bersuara di Kongres adalah para senior yang terhormat. Lalu apakah itu berarti Ikatan Alumni Universitas Airlangga adalah milik mereka para senior? Kami masih percaya, semangat perubahan dimiliki oleh siapapun. Kamipun masih yakin, para senior punya integritas tinggi untuk dapat dipercaya.

Untuk Nusantara, beri jalan kami anak muda.

 

AGNES SANTOSO

Alumnus Universitas Airlangga

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular