SURABAYA – Mengasuh anak di usia remaja memang membutuhkan cara bijak. Terutama di era digital. Yakni membanjirnya produk teknologi informasi. Anak dengan leluasa menggunakan gawai dengan berbagai aplikasi yang tersedia. Pada saat yang sama, remaja ini dalam proses pencarian jati diri. Sehingga muncul permasalahan yang dihadapi oleh para orang tua di era digital ini.
Untuk menjawab berbagai pertanyaan orang tua terkait peran dan tantangan yang dihadapi di era digital tersebut, khususnya remaja, Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Al-Uswah Surabaya mengadakan acara Seminar Parenting bertajuk “Peran dan Tantangan Orang Tua di Era Digital” yang ditujukan untuk orang tua atau wali murid kelas 7 hingga 9, pada hari Sabtu (14/10/2017) pagi.
Acara yang diselenggarakan di musholla ini dipandu oleh Bu Laily, pengurus Komite SMPIT Al-Uswah dengan narasumber Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat yaitu Shinta Yudisia, S.Psi, M.Psi.
“Melalui pertemuan ini, kami berharap agar para orang tua, dewan guru dan anak menjadi satu tim yang kuat. Terutama dalam beribadah kepada Allah. InsyaAllah semua masalah akan diberikan kemudahan oleh Allah asal kita kompak,” demikian harapan Anjaya Wibawana, Kepala SMPIT Al-Uswah Surabaya di hadapan kurang lebih 200 orang tua atau wali murid yang hadir.
Pada sesi seminar, Bunda Sinta -panggilan akrab Shinta Yudisia- membahas dampak positif dan negatif media sosial (medsos) dan solusi bijak dari orang tua untuk mengarahkan putra-putri mereka yang masuk generasi milineal.
Pengasuh Kajian ‘Tarbiyatul Aulad’ tersebut menjelaskan bahwa pemakaian gawai lebih dari 6 jam sehari, terapinya sama dengan kecanduan narkoba.
“Di sini peran orang tua seharusnya agar bisa bijak dalam mengarahkan anak dengan cara-cara persuasif semisal dengan memberikan alternatif permainan selain gawai,” ujar Bunda Shinta yang dikenal juga sebagai psikolog remaja ini.
Untuk diketahui, SMPIT Al-Uswah Surabaya merupakan lembaga dakwah berbasis pendidikan. Kini, dipercaya oleh masyarakat untuk menyiapkan generasi yang bertakwa, cerdas dan mandiri selama 8 tahun.
SMPIT Al-Uswah Surabaya sendiri memadukan kurikulum pemerintah (Kemendikbud) dengan nilai-nilai khas Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Adapun program unggulan selain akademik adalah menghafal Quran.
“Alhamdulillah, selama 3 tahun, ada beberapa siswa yang mampu menghafal Al-Quran lebih dari 10 juz,” imbuh Anjaya Wibawana seusai acara kepada redaksi cakrawarta.com
Dijelaskan Anjaya, pada tahun 2017, SMPIT Al-Uswah ditunjuk oleh Kemendikbud sebagai pilot project pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
(m/bti)