Saturday, April 20, 2024
HomeSains TeknologiKesehatanDIABET-KOL, Obat Diabetes Produksi Universitas Airlangga Siap Masuk Pasar

DIABET-KOL, Obat Diabetes Produksi Universitas Airlangga Siap Masuk Pasar


Pemegang hak paten DIABET-KOL, Prof. Dr. Sukardiman, Apt., M. S bersama Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. menunjukkan produk kapsul herbal DIABET-KOL yang sudah siap edar di pasaran, Surabaya, Rabu (10/11/2021). (foto: istimewa)

 

SURABAYA – Salah satu guru besar dari Universitas Airlangga (Unair) yaitu Prof. Dr. Sukardiman, Apt., M.S meluncurkan produk herbal dengan merk “DIABET-KOL” yang merupakan hasil dari penelitiannya. Bahkan telah memasuki tahap produksi massal dan siap untuk memasuki pasar.

“Alhamdulillah telah mendapatkan izin produksi, izin edar serta juga sudah bersertifikat halal. Hak paten formulasi dan paten merk alhamdulillah sudah diberikan juga,” ujar Sukardiman dalam acara Dies Natalis ke-67 Unair di Gedung Manajemen Unair Surabaya, Rabu (10/11/2021) pagi.

Prof. Maman -sapaan akrabnya- menambahkan bahwa Produknya sendiri akan segera diluncurkan di e-commerce oleh PT Darma Putra Airlangga. Sedangkan produksinya dilakukan oleh CV Asimas Lawang.

Meski saat ini masih berstatus jamu, sambungnya, dalam waktu dekat pihaknya akan mendorong menjadi obat herbal terstandar. Terlebih data-data praklinik sudah cukup lengkap.

“Insya Allah juga akan segera kita launching ke depan dengan kerja sama bersama para klinisi untuk bisa diuji klinik. Kita akan melihat bagaimana respon masyarakat dan paling tidak aktivitas cara klinis ketika digunakan,” imbuh guru besar Farmasi itu.

DIABET-KOL sendiri merupakan kapsul herbal berbahan ekstrak kulit buah manggis dan daun kumis kucing. Kandungannya mampu menormalkan gula darah; menurunkan kolesterol; hingga menurunkan hipertensi.

Prof Maman berharap, hasil risetnya dapat memberikan kontribusi untuk menurunkan jumlah penderita diabetes di Indonesia. Mengingat prevalensi diabetes di Indonesia sangat tinggi, yakni peringkat keempat di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat.

“Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk masyarakat luas untuk kemaslahatan umat. Minimal, hasil riset tidak berhenti menjadi produk; laporan; atau paten saja, tapi juga bisa dihilirisasi dengan mitra-mitra terbaik kita,” pungkas Prof. Maman.

(pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular