Wednesday, October 9, 2024
spot_img
HomeSosial BudayaSastraCatatan Reboan: Ada Yang Hilang

Catatan Reboan: Ada Yang Hilang

img-20161207-wa0026

Porong Sidoarjo terkena semburan lumpur yang tak kunjung henti hingga sekarang. Tiga kecamatan tenggelam, ribuan orang terpaksa bedol desa berpindah rumah. Ketika itu beberapa kalangan masyarakat beranggapan bahwa kelak anak cucu kita tidak akan tahu bahwa dulu disana pernah ada daerah yang bernama Porong Sidoarjo. Kenapa ? karena wilayah yang dulunya daratan sudah tak terlihat lagi. Berubah menjadi hamparan lumpur yang mengering. Mirip tanah sawah yang sudah kehabisan aliran air. Apalagi kalau nanti wilayah tersebut dialihfungsikan menjadi suatu wahana baru yang akan merubah wajah secara signifikan. Porong yang dulu bukanlah Porong yang sekarang. Ada yang hilang.

Fenomena ini dirasa bukanlah yang baru di dunia. Namun kadang kita tak sadar atau mungkin lupa ingatan. Ditambah dengan aliran informasi yang berlari dengan kecepatan tak terbendung masuk kedalam memori masyarakat dan diamini oleh kalangan akademisi terpercaya. Kolaborasi yang apik sehingga terbentuk fakta baru dari sejarah yang mungkin sedang tidak terjadi kala itu. Atau bahkan memang benar-benar terjadi. Siapa tahu.

Terjadi silang pendapat yang menjadi kebiasaan. Tentang asal-usul dari mana berasal. Sejarah yang menjadi warisan diperebutkan untuk meraih kuasa. Sebab, siapa yang mampu menguasai sejarah maka dialah yang akan menjadi raja. Suatu peluang menciptakan mahakarya baru ditangkap oleh penjajah kala itu. Dirasa tak mampu menjajah dengan bom dan senapan, digunakanlah pena dan tulisan untuk mengelabui mata generasi. Perlahan tapi pasti. Memang tak berhasil cepat namun terbukti kini. Direnggut segala warisannya. Nusantara mulai hilang bukan sekedar bangunan kerajaan. Melebihi itu. Kebanggaan akan menjadi penerus generasi Nusantara sudah tidak ada lagi. Jangankan bangga, untuk mengetahui saja seakan hal yang percuma, itu tentang masa lalu.

Kelabu semakin terang. Awan columbus semakin tebal. Pandangan mata pun tak melebihi jarak pandang biasanya. Tapi sayang hujan tak kunjung datang. Hingga bentuk tipu-tipu tak kunjung gugur dari langit. Padahal bumi telah menanti agar kesuburan yang jujur membawa arti yang sebenarnya. Menjadi tunas baru yang tangguh serta mempunyai semangat juang karena ia merasa lahir dari tanahnya maka harus kupersembahkan seluruh energi pikiranku untuk membangun tanah ini.

Memang ada yang hilang. Tunas yang tumbuh tak semua mengetahui. Maka tugas siapa sebenarnya kalau yang mengetahui kini telah uzur. Atau mungkin sesama tunas berhak untuk memberi tahu. Bukan itu urusannya. Kini waktunya membuka pelan kisah-kisah sebenarnya yang tersembunyi. Mungkin juga disembunyikan. Bahwa Ken Arok bukanlah anak yang lahir karena suka carok. Rasanya tak mungkin hanya suka carok bisa menjadi raja. Bahkan mewarisi aliran darah hingga Hayam Wuruk adanya. Pun tak mungkin bapak ibunya berharap anaknya menjadi tukang carok. Lalu kenapa yang diceritakan selalu perihal merebut istri orang dan merampas pusaka. Adakah lainnya ?

Pernah pada suatu hari seorang pejalan kehidupan sedang mencari makna sebuah kehidupan. Ia mencuri, merampok meskipun kemudian tak dinikmatinya sendiri. Dibagikannya kepada yang membutuhkan agar harta orang-orang dzalim habis tak tersisa. Hingga bertemulah dengan seorang yang suci bersurban putih. Ketika nasehat meluncur deras melalui kata-kata arif, dimintalah ia melihat ke sudut yang lain pada sebuah pohon. Tetiba saja buah dalam pohon itu menjadi emas. Dikejarlah emas itu olehnya. Anehnya, ketika sudah dtinggal memetik pada jarak yang dekat, berubah kembali emas itu menjadi buah biasa sebagaimana awalnya. Melihat keanehan yang terjadi, menengoklah ia ke belakang, hendak mempertanyakan, namun sudah tak dilihatnya sosok bersorban putih tadi. Menjauh terlihat semakin kecil. Kembali ia mengejarnya dan mempertanyakan itu. Tak disangka di hadapannya telah tebentang sungai yang luas. Dan sosok bersorban putih yang telah dianggap suci memintanya menjaga tongkat di dalam aliran sungai. Jangan sampai beranjak hingga aku datang. Begitu ucapnya. Tak disangka kedatangannya telah memakan waktu kurang lebih 15 tahun lamanya. Dengan semak belukar yang telah melilit sekujur tubuhnya.

Syahdan, cerita itu tersebar dan dipahami menjadi kisah mitos. Membuat kelompok-kelompok tertentu menganggapnya sebagai mitos. Dampaknya, apapun yang berhubungan dengan kisah sosok-sosok tersebut dianggaplah mitos seutuhnya. Lantas kalau boleh aku bertanya, siapa yang membuat semua kisah dongeng itu? Adakah manusia yang mampu hidup tanpa makan dan minum apapun selama 15 tahun lamanya? Bukankah Isa ketika sedang bertapa selama 40 hari di sebuah bukit sudah merasakan ketidakmampuannya mempertahankan diri akibat dari kurangnya energi yang masuk melalui bekal makanan dan minumannya.

Ini adalah bentuk pengelabuan terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Agar suatu saat dengan semakin bertambahnya terbenam matahari, masyarakat menjadi percaya bahwa kisah itu mitos belaka. Hanya dongeng. Menganggap perjuangan wali tidak pernah ada. Sekali lagi ada kisah yang hilang.

Pernah aku bertanya, kalaupun begitu dari mana kebenaran ini akan kudapatkan? Ketika semua kisah ternyata warisan penjajah? Hingga terdengar jawaban dari berbagai penjuru mata angin mengatakan tak akan ada jawaban yang langsung akan kau temukan kebenarannya. Semua harus disertai dengan proses dan ikhtiar sesungguhnya. Meskipun seringkali dalam proses mencari itu kau akan tersesat. Tidak ada masalah. Hingga kebenaran akan kau temukan sendiri sebagaimana pertanggungjawabanmu terhadap keresahan yang kerap kau pikirkan. Tak ada yang tahu kapan kebenaran akan kau temukan.

Ada yang hilang. Kisah-kisah sebenarnya dari warisan para pendahulu. Dikelabui oleh kepentingan penguasa yang tertata rapi berabad-abad lamanya. Pun begitu, ketika warisan ini mengalami silang pendapat dari orang-orang yang dipercaya menyebarluaskannya. Tugas siapa lagi untuk menemukan kehilangan-kehilangan itu.

MUKHLIS N SAID

Alumnus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya

Pegiat Maiyah Jawa Timur

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular