SURABAYA – Menjelang penyelenggaraan Kongres Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) pada 3 Juli 2021 mendatang, dinamika di tubuh alumni mulai bergeliat. Dimulai adanya deklarasi dari Kolaborasi Terbaik Alumni Unair (KITA) untuk mendukung sosok muda bernama Dimas Oky Nugroho, Jumat (28/5/2021) di Pondok Tempoe Doeloe, Tegalsari Surabaya. Lalu, Minggu (30/5/2021) dukungan untuk Dimas terus mengalir karena Pengurus Komisariat IKA FISIP Unair mengusulkan dua nama yakni Andik Fadjar Tjahjono dan Dimas Oky Nugroho di RM Primarasa Surabaya.
Terbaru, Senin (31/5/2021) malam, sejumlah alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair bertemu di Surabaya dan mengeluarkan lima (5) kriteria kandidat Ketua Umum IKA Unair yaitu memiliki visi dan misi yang jelas untuk pengembangan IKA Unair ke depan; mempunyai jaringan luas dan memiliki pengalaman organisasi di level nasional dan internasional; memiliki kontribusi terhadap Unair dan alumninya; mampu menjadikan ikatan alumni sebagai mitra strategis Unair dan terakhir, berasal dari kalangan pengusaha.
Menanggapi dinamika terbaru tersebut, juru bicara KITA, Bustomi yang merupakan alumnus FISIP Unair mengatakan bahwa pernyataan yang disampaikan alumnus FEB Unair, Teguh Prihandoko terkait lima kriteria calon Ketum IKA Unair sangat sejalan semangat Dimas Oky Nugroho yang dideklarasikan pada Jumat pekan lalu.
“Pertemuan teman-teman dari alumni FEB Unair semalam sangat kami apresiasi. Karena telah mengusulkan sejumlah kriteria calon ketua IKA Unair. Karena ketua adalah milik semua jadi absah yang lain menyumbangkan ide-ide briliannya dan apa yang semalam itu secara tak langsung KITA baca sebagai dukungan implisit. Sejumlah kriterianya sejalan dengan sosok Dimas Oky Nugroho. KITA malah sangat berterima kasih,” ujar Bustomi saat dihubungi, Selasa (1/6/2021).
Menurut pengusaha muda asal Madura tersebut, terkait kriteria kelima yakni sosok ketua adalah pengusaha, dirinya menegaskan semua profesi baik pengusaha, dosen atau bahkan di pemerintahan dan lainnya, semuanya setara dan tidak ada satu yang lebih baik dari yang profesi lainnya.
“Semua profesi setara. Kita demokratis saja. Semua punya peluang yang sama. Selama semangatnya adalah pengabdian untuk Unair ya kita terbuka saja,” imbuhnya.
Bustomi juga menambahkan bahwa sosok pengusaha tidak menjamin karena dalam pembacaan dan pengalamannya, ada pula pengusaha yang orientasinya hanya mengambil keuntungan pribadi, ada juga yang bersosial dan mau mengabdi.
“Sebetulnya, tak ada jaminan apakah kemudian kalau dari sosok A sosok B atau sosok C adalah begini begitu. Semua punya peluang. Pada prinsipnya, yang terpenting adalah mendorong kaum muda untuk berkiprah. Wes Wayahe. Apalagi Dimas adalah tokoh muda reformasi dengan seabrek pengalaman akademik, organisasi baik nasional maupun internasional,” pungkasnya.
(ah/bti)
