JAKARTA – Banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu apakah mereka mengidap hepatitis di dalam dirinya atau tidak. Salah satu penyebabnya karena pemeriksaan dini terkait hepatitis ini jarang dilakukan. Setelah diusut ternyata dikarenakan biaya deteksi dini yang terhitung mahal. Demikian dijelaskan Ketua Komite Ahli Hepatitis Indonesia, Prof. dr. David Handojo Muljono saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Selasa (25/8).
Menurut David, diperlukan dana sekitar Rp 5 juta untuk melakukan deteksi dini penyakit hepatitis.
“Ongkos untuk tahu terkena hepatitis atau tidak itu Rp 5 juta,” ujar David.
Angka sebesar itu hanya cukup untuk melakukan pendeteksian dini, belum termasuk biaya pengobatan. Obat tersebut diberikan selama dua minggu perawatan dengan beberapa kali dosis per hari.
Sebagai komparasi, biaya total seorang pasien hepatitis di Amerika Serikat dapat menghabispan US$ 1.000 untuk satu kali masa penyembuhan selama dua minggu. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian, baik pemerintah dan masyarakat Indonesia tentang betapa mahalnya pengobatan penyakit tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, David juga memaparkan data mengenai populasi penyebaran penyakit yang mayoritas diidap pecandu narkoba itu. Di Asia Pasifik ada sekitar 240.000 penderita hepatitis, dan ironisnya 70% dari jumlah tersebut berada di kawasan Asia Tenggara. Dus, dirinya menghimbau masyarakat khususnya di Indonesia untuk sangat berhati-hati.
“Sekitar 170 ribu penderita ada di kawasan (ASEAN),” imbuhnya alumnus Unair itu.
Virus yang menyerang organ hati itu memang ganas, bahkan tak segan menyerang bayi yang baru lahir. Banyak dari penderita yang tak memiliki info cukup dari hepatitis atau penyakit kuning ini mengandung dan melahirkan anak. Akhirnya, bayi yang membawa virus hepatitis, khususnya hepatitis B dari ibunya, tak bisa disembuhkan.
Untuk itu, imunisasi hepatitis sebagai pencegahan awal sangat penting, terutama guna menghalangi penyebaran hepatitis B. namun, kesadaran masyarakat kurang bisa dirasakan karena masih banyak yang menyepelekan hal ini. Padahal, penularan hepatitis B dari ibu ke bayi bisa dicegah dengan imunisasi.
(msa/bti).