JAKARTA – Per hari ini, Selasa (28/11/2023), masa kampanye resmi Pemilu 2024 dimulai. Karena itulah Asosiasi Komunikolog Indonesia membentuk Gugus Tugas Pantau Kampanye Pemilu.
Dihubungi media ini, Suko Widodo yang merupakan Komunikolog Universitas Airlangga dan menjadi Koordinator Komunikolog Indonesia menyatakan bahwa Pemilu 2024 adalah pemilu paling unik di dunia.
“Peristiwa 16 sampai 25 Oktober 2023, rasanya hanya terjadi di Indonesia. Komunikolog Indonesia harus memastikan bahwa semua itu diteliti dengan rapi dan detail,” ujar Suko Widodo, Selasa (28/11/2023).
Sementara itu, Komunikolog Salemba School, Effendi Gazali menyampaikan bahwa sudah lebih dari tiga bulan, para komunikolog Indonesia sangat aktif berdiskusi dan meneliti. “Tapi memang peristiwa Putusan MK 16 Oktober serta Pendaftaran Capres dan Cawapres khususnya 25 Oktober amat mengubah peta Pemilu 2024. Komunikolog Indonesia merasa amat beruntung bahwa kami mencatat seluruh aspek kualitatifnya dengan teliti,” tutur Effendi Gazali.
Komunikolog Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing merasa yakin tentang hasil positif dari penelitian yang akan didapat Komunikolog Indonesia. Menurutnya, pihaknya telah melakukan kombinasi metodologi yang kuat. Pertama-tama ada riset kualitatif yang dipimpin Suko Widodo dari Universitas Airlangga. Lalu ada Action-Research yang meliputi upaya melakukan dan memantau aneka talk-show di berbagai media.
“Kebetulan saya yang diminta memimpin jalur Action-Research ini. Kemudian ada jalur-jalur advokasi yang antara lain dilakukan Hasrullah yang merupakan Komunikolog Universitas Hasanuddin. Jadi pendekatan ini sangat komprehensif,” ujarnya pada media ini.
Mengenai kampanye Pemilu 2024 ini, Hasrullah menandaskan bahwa Komunikolog Indonesia sendiri akan melihat gimik maupun gagasan yang tampil dari semua capres-cawapres, baik sebelum kampanye, selama kampanye, maupun saat debat berlangsung.
“Dari semua riset komprehensif ini, harusnya di pertengahan Januari kami sudah bisa memprediksi siapa yang unggul dalam Pilpres 2024,” tukas Hasrullah.
Sedangkan Ngurah Putra selaku Komunikolog dari Universitas Gajah Mada menegaskan bahwa mereka juga akan mencatat dengan serius masalah pelanggaran netralitas penyelenggara pemilu dan aparatur negara.
Tentang Gugus Tugas Pemantau Kampanye
Suko Widodo menyampaikan bahwa pembagian koordinator gugus tugas di Komunikolog Indonesia dilakukan dengan cara mengundi nama komunikolog, agar obyektivitas dapat terjaga dengan baik. Tentu saja selanjutnya dalam masing-masing gugus tugas dapat bergabung banyak komunikolog dari berbagai daerah.
“Yang penting koordinatornya dapat menjaga obyektivitas penelitian ini,” tambah Suko Widodo yang memimpin sendiri pembagian gugus tugasnya.
Hasilnya pengundiannya adalah sebagai berikut yaitu Koordinator pemantauan Kampanye Pasangan Anies-Muhaimin (Amin) adalah Effendi Gazali dan Iwel Sastra dari LPSR Jakarta. Lalu, Koordinator Pemantauan Kampanye Pasangan Prabowo-Gibran adalah Suko Widodo dan Hasrullah dan terakhir Koordinator Pemantau Kampanye Pasangan Ganjar-Mahfud adalah Emrus Sihombing dan Ngurah Putra.
(rils/rafel)