Friday, October 4, 2024
spot_img
HomeEkonomikaDaerahBantu Pemerintah, Alit Indonesia Dampingi Generasi Z Jember Berdayakan Desa

Bantu Pemerintah, Alit Indonesia Dampingi Generasi Z Jember Berdayakan Desa

Sarasehan bertajuk “Membangun Gen-Z Sebagai Duta Remaja Untuk Desa Berdaya” yang berlangsung di Pule Resto Sukorambi yang diselenggarakan oleh Yayasan Eksekutif Alit Indonesia Kabupaten Jember, Selasa (11/4/2023). (foto: Alit Indonesia)

JEMBER – Permasalahan stunting di Kabupaten Jember saat ini menjadi isu utama yang membutuhkan perhatian ekstra dan perlu penangan serius yang masif dari para pihak terkait.

Merespon hal tersebut, maka Yayasan Anak Lintang (ALIT) Indonesia selaku lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada upaya perlindungan anak, merasa perlu mensinergikan tugas pendampingannya dengan pihak-pihak terkait.

Karenanya, mereka menggelar sarasehan bertajuk “Membangun Gen-Z Sebagai Duta Remaja Untuk Desa Berdaya” yang berlangsung di Pule Resto, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, pada Selasa (11/4/2023) yang dihadiri oleh Direktur Eksekutif Alit Indonesia Yuliati Umrah SP, Pengelola Lingkar Kreatif Independen (Linkrafin) Bobby Rahardyan, Jurnalis dan Budayawan Miftahul Rachman dan Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Jember Try Sandi Apriana.

Yuliati Umrah dalam kesempatan itu mengatakan bahwa pihaknya sudah lebih dari 2 tahun melakukan pendampingan  Generasi muda di Kabupaten Jember.

“Kami memiliki ketertarikan tersendiri kepada budaya masyarakat Jember, terutama saat kami menemukan adanya perdagangan gadis dibawah umur, untuk kepentingan bisnis,” ujar Yuliati.

Yuli -sapaan akrabnya- menambahkan bahwa terjadinya perdagangan perempuan dibawah umur di Kabupaten Jember tergolong tinggi.

“Setelah kami telusuri, ternyata memang ada istilah Jamur atau Janda Muda DiBawah Umur yang lumayan tinggi angkanya. Ini menjadi keprihatinan kami,” imbuhnya.

Tingginya angka Jamur itu, kata Yuliati merupakan dampak dari terjadinya pernikahan di usia muda, yang berdampak juga pada tingginya angka stunting.

“Isu itu menjadi salah fokus Yayasan Alit Indonesia, dengan mencoba melakukan pendampingan, agar ada pemahaman tentang pentingnya pengertian usia menikah,” tukas alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) tersebut

Melalui berbagai pengamatan dan analisa, Yayasan Alit Indonesia, lanjut Yuli, akhirnya memilih Desa Klungkung dan Desa Karangpring, keduanya berada di Kecamatan Sukorambi sebagai wilayah sasaran pendampingan.

“Hasilnya, tentu saja semakin tumbuhnya kesadaran di kalangan remaja, terutama yang tinggal di perdesaan, untuk lebih lebih berdaya,” tegasnya.

Kini, menurut Yuli, pemuda hasil dampingan Yayasan Alit Indonesia di Kabupaten Jember, telah memiliki kemampuan untuk mengolah potensi yang ada di desanya, menjadi sesuatu yang lebih bernilai jual. Diantaramya, mengolah bunga mawar menjadi sabun, mengolah pisang menjadi kue, membuat dupa dari bunga mawar dan produk lainnya, yang bahan bakunya ada di desa tersebut.

“Kami ingin, agar mereka terus berkembang. Karenanya, kami membutuhkan sinergi dengan segenap pihak, agar ada upaya pendampingan yang berkelanjutan, bukan hanya event-event sesaat saja,” harapnya.

Karena itu, mengetahui data dan informasi serta kiprah Yayasan Alit Indonesia, anggota Komisi A DPRD Jember Try Sandi Apriana menegaskan bahwa pihaknya siap membangun kolaborasi bersama Yayasan Alit Indonesia.

“Sudah menjadi komitmen kami, untuk bersama-sama membangun generasi muda di Kabupaten Jember sehingga lebih berdaya. Berapa kebutuhan untuk mengembangkan budidaya bunga mawar, bisa kita bicarakan bersama. Kami akan coba siapkan,” tukas Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Jember itu menunjukkan komitmennya yang kuat.

Sementara itu, pembicara dari Linkrafin, Bobby Rahardyan menegaskan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan Yayasan Alit untuk mengawal pemberdayaan generasi Z, melalui strategi kebudayaan.

“Linkrafin juga dibangun dengan semangat yang sama, yakni menjadi wadah bagi generasi muda yang kreatif dan inovatif. Bahkan kami berhasil terpilih juara 1 dan juara favorit pada malam final lomba Karya Musik Anak Komunitas (KAMU AKU) Kita Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), pada tahun 2021 lalu,” paparnya.

Menurut Bobby, Generasi Z memiliki jaman dan caranya sendiri. Mereka tumbuh dan berkembang, dalam nuansa budaya yang berbeda dengan para generasi sebelumnya. Bobby mengajak agar generasi Z bangkit.

“Nilai-nilai para leluhur kita simpan terlebih dahulu, sebagai etika yang menghaluskan jiwa. Namun, harus generasi muda harus tumbuh sesuai dengan eranya,” katanya.

Dewa-Dewi Ramadaya: Program Alit Indonesia Untuk Berdayakan Generasi Z Bangun Desa

Alit Indonesia memberdayakan dan mengaktikan peran remaja dalam program bernama Dewa Dewi Ramadaya (Desa Wisata Agro Desa Wisata Industri Rama Anak dan Berbudaya). Program ini dijalankan untuk merespon isu stunting dan JAMUR yang ada di Kabupaten Jember.

Menurut Koordinator Yayasan Alit Indonesia Kabupaten Jember, Deliar Noer, melalui program Dewa-Dewi Ramadaya tersebut, kini terdapat beberapa produk yang telah dikembangkan oleh orang tua, anak-anak dan remaja di Desa Klungkung dan Desa Karangpring diantaranya seperti VCO dan tepung pisang.

Koordinator Yayasan Alit Indonesia, Deliar Noer saat menjadi moderator pada Sarasehan di Pule Resto Sukorambi, Jember, Selasa (11/4/2023). (foto: istimewa)

“Para remaja desa Klungkung dan desa Karangpring yang menjadi Duta Dewa Dewi Ramadaya, melakukan berbagai upaya kreatif. Mereka bersinergi dengan para Duta DDRD di wilayah-wilayah lainnya agar hasil bumi lokal seperti pisang, kelapa, kopi, dan bunga mawar memiliki nilai tambah yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat desa,” ujar Deliar Noer dalam keterangannya pada media ini, Rabu (12/4/2023).

Di kedua desa yang sebelumnya jumlah JAMUR-nya tinggi tersebut, memang diakui Deliar Noer menghasilkan impact buruk dari perkawinan anak yang terjadi yakni adanya kelahiran bayi-bayi dengan kondisi stunting.

“Upaya kecil yang dilakukan para remaja di desa Klungkung dan Karangpring, kini menjadi salah satu dari sumber ekonomi orang tua mereka di desa. Kelapa menjadi VCO, aneka ragam produk dari kopi, pisang dikembangkan menjadi produk tepung dan produk pangan lain. Karena, mereka selama ini hanya mengandalkan penghasilan dari singkong yang dijual dalam bentuk tape saja, dan juga mawar pun demikian, selama ini hanya dijual untuk bunga tabur,” papar Deliar Noer lagi.

Karena itu, Deliar Noer mengungkapkan bahwa Yayasan Alit Indonesia berupaya mendampingi petani mawar, supaya merawat mawar secara organik dan menghasilkan mawar yang lebih berkualitas, sehingga bisa diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi lebih seperti sabun mawar, rose water, skincare berbasis mawar, dan produk-produk tersebut telah masuk di pasar nasional maupun internasional yang ada di toko Alit yang berlokasi di Ubud, Bali dan Surabaya.

“Selain itu, para remaja juga mengembangkan limbah dari mawar menjadi pewarna alami untuk kain ecoprint, kain shibori, dan sirup mawar. Sedangkan upaya untuk mengembangkan desa menjadi desa wisata agro dan berbudaya. Desa Klungkung misalnya, telah membuat PERDES Perlindungan Anak dan  mengembangkan warisan budaya seperti Rumah Adat Pacenan dan Tarian Sandorellang sebagai icon desa Klungkung,” tukas Ddeliar Noer bangga.

Untuk mewujudkan program Dewa Dewi Ramadaya, lanjut Deliar Noer, Yayasan Alit Indonesia juga menjalankan kegiatan kelas-kelas Merdeka Belajar yang diberikan kepada anak-anak. Dimana utamanya memberikan materi pembelajaran tentang self protection pada anak-anak dan pengembangan keterampilan hidup yang berbasis nilai-nilai budaya setempat.

“Pelaksanaan kegiatan dimotori oleh para remaja desa sebagai tutor anak-anak Merdeka Belajar. Kegiatan tersebut penting, agar nilai-nilai budaya yang diedukasikan kepada anak-anak, termasuk tradisi lokal, terjaga dan tercermin melalui perilaku anak-anak. Sehingga ketika desa telah menjadi desa wisata, masyarakat desa akan memiliki kesiapan agar anak-anak terlindungi dari dampak negatif pariwisata,” pungkasnya.

(bus/yum/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular