Tuesday, October 8, 2024
spot_img
HomePendidikanBahasa Indonesia Jadi Bahasa Internasional Pada 2045, Pakar: Pentingnya 3 Pilar Bahasa!

Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Internasional Pada 2045, Pakar: Pentingnya 3 Pilar Bahasa!

ilustrasi. (foto: istimewa)

SURABAYA – Internasionalisasi bahasa Indonesia menjadi momen yang paling dicita-citakan. Sebagai identitas negara, bahasa memiliki peranan peranan yang begitu penting dalam persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, digunakannya bahasa Indonesia pada kancah internasional menjadi sesuatu yang dicita-citakan sejak lama.

Baru-baru ini, Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) memaparkan mengenai proyeknya. Proyek tersebut yakni menelik bagaimana potensi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional pada tahun 2045 mendatang. Merupakan proyek jangka panjang yang telah lama menjadi cita-cita bangsa.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Bahasa, Dr. Listiyono Santoso, SS., M.Hum., menyatakan bahwa hal tersebut adalah sebuah keharusan bagi suatu bangsa. Ia pun menambahkan, harkat dan martabat bangsa akan turut terangkat dengan men-globalnya bahasa Indonesia.

“Kalau kemudian negara ini sanggup menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, minimal di tingkat Asia, maka itu akan menaikkan harkat dan martabat bangsa,” jelasnya pada media ini.

Jika dilihat melalui eksistensinya di luar negeri yang dikeluarkan oleh Badan Bahasa Mendikbud Ristek, lanjut Listiyono, bahasa Indonesia telah diajarkan di 52 negara di dunia. Hal tersebut diperkuat dengan adanya Indonesian Studies pada instansi pendidikan luar negeri. Listiyono mengungkapkan hal tersebut membuktikan bahwa bahasa Indonesia memiliki kapasitas yang cukup untuk menjadi bahasa internasional.

“Adanya Indonesian Studies yang dimiliki negara luar pun menunjukkan gairah mereka yang luar biasa untuk belajar bahasa Indonesia, seperti di Korea Selatan, Thailand, Australia, dan beberapa negara lainnya,” ujarnya, “hal itu menunjukkan kapasitas bahasa Indonesia, karena pengguna dan peminatnya cukup besar,” sambungnya.

Selain itu, Listiyono pun mengungkapkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah untuk dipelajari. Hal tersebut karena bahasa Indonesia memiliki sistem bunyi (fonologi) yang sederhana. Ia menambahkan bahwa wacana internasionalisasi bahasa ini merupakan amanat undang-undang (UU) yang tercantum dalam UU No 24, Tahun 2009 dan diperkuat oleh peraturan Mendikbud No 42 tahun 2018.

“Salah satu tugas negara itu memang harus memajukan bahasa Indonesia, dan bentuk memajukan bukan sekadar melestarikan, tetapi dapat kemudian menjadi branding bahwa bahasa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi bahasa pergaulan di tingkat global,” tuturnya.

Menengok bagaimana generasi muda yang lebih bangga ketika menggunakan bahasa asing, kerap menjadi kekhawatiran akan eksistensi bahasa Indonesia di bangsanya sendiri. Namun, bagi Listiyono hal tersebut bukan hal yang harus ditakutkan. Karena pada akhirnya, generasi muda tetap tidak akan benar-benar meninggalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa keseharian mereka.

Ia menegaskan pentingnya tiga pilar bangun bahasa, yakni Melestarikan Bahasa Daerah, Menguasai Bahasa Asing, dan Mengutamakan Bahasa Indonesia. “Ketiga pilar tersebut adalah hal penting, bahwa tidak mungkin bagi kita mengenalkan bahasa Indonesia tanpa ada kemampuan bahasa asing. Jadi, anak muda belajar bahasa asing juga sebuah keharusan, dan saya yakin mereka tidak akan melupakan bahasa ibu mereka,” jelasnya.

Namun melalui tiga pilar tersebut, perlu adanya evaluasi dan optimalisasi. Ia menuturkan salah satu cara agar anak memiliki kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, yakni melalui karya sastra. Ia menegaskan bahwa literasi pada anak adalah hal penting dalam meningkatkan potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional.

“Kenalkan anak pada karya sastra, berikan karya sastra yang sesuai dengan tingkatan mereka. Melalui karya sastra, mereka akan membaca dan kemudian akan memperkaya kosakata yang dimiliki. Sehingga nantinya, belajar bahasa menjadi hal yang menyenangkan dan menumbuhkan rasa bangga akan bahasa Indonesia itu,” pungkas pria yang juga dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga itu.

(pkip/mar/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular