Monday, April 29, 2024
HomePolitikaNasionalAngka Pernikahan di Indonesia Turun 28,63%, Guru Besar Sosiologi Unair: Wajar!

Angka Pernikahan di Indonesia Turun 28,63%, Guru Besar Sosiologi Unair: Wajar!

ilustrasi. (foto: wedding affair)

Surabaya, – Pernikahan menjadi lembaran hidup yang baru bagi manusia. Konon katanya memiliki pasangan akan menjadikan petualangan hidup semakin berwarna. Tapi siapa sangka jika angka pernikahan di Indonesia semakin menurun, utamanya dalam kurun waktu satu dekade terakhir.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024, disebutkan bahwa angka pernikahan di Indonesia semakin mengalami penurunan. Terdapat beberapa daerah mengalami fenomena yang sama. DKI Jakarta misalnya mengalami penurunan mencapai angka 4.000. Sementara Jawa Barat mengalami penurunan pernikahan sebanyak 29.000. Kondisi serupa terjadi di Jawa Tengah dengan penurunan sebanyak 21.000 dan Jawa Timur sekitar 13.000.

Data dari BPS menyebutkan pada 2023 jumlah pernikahan di Indonesia sebanyak 1.577.255. Angka ini ternyata menurun sebanyak 128.000 jika dibandingkan dengan tahun 2022. Sementara jika dalam satu dekade terakhir angka pernikahan di Indonesia menurun sebanyak 28,63%.

Menanggapi fenomenan turunnya angka pernikahan di Indonesia, Pakar Sosiologi Prof. Dr. Bagong Suyanto mengatakan bahwa penyebab dari fenomena ini adalah semakin terbukanya peluang perempuan untuk mengembangkan potensi diri.

“Angka pernikahan turun karena kesempatan perempuan untuk sekolah dan bekerja semakin terbuka lebar. Disamping itu ketergantungan perempuan juga menurun,” katanya pada media ini, Jumat (15/3/2024).

Tak hanya itu saja, lanjut Bagong, keberadaan laki-laki dengan kondisi ekonomi mapan yang jumlahnya tidak banyak menjadi salah satu penyebab lainnya, namun semuanya menjadi wajar.

Pakar Sosiologi FISIP Unair, Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto, M.Si. (foto: dok unair)

“Keberadaan laki-laki mapan juga makin berkurang karena sekarang mencari pekerjaan semakin sulit. Fenomena ini hal yang wajar, konsekuensi yang tidak terhindarkan,” imbuhnya.

Menurut Bagong, penurunan angka pernikahan jika terjadi dalam jangka waktu yang lama tak menutup kemungkinan akan menurunkan angka kelahiran. Meski demikian tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan dalam hal ini.

“Menurunnya angka pernikahan itu wajar. Tidak ada yang harus diperbaiki. Tapi yang penting memastikan hal ini berdampak positif untuk memberdayakan perempuan dan masyarakat,” tegasnya.

Karena itu, Bagong berharap fenomena ini dapat memberikan dampak yang baik kepada masyarakat.

“Menurunnya angka pernikahan harus beriringan dengan meningkatnya modal sosial masyarakat,” pungkas pria yang juga merupakan Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik Universitas Airlangga itu.

(pkip/mar/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular