Friday, October 4, 2024
spot_img
HomeInternasionalAlasan Kemanusiaan, Hentikan Investasi Di Myanmar

Alasan Kemanusiaan, Hentikan Investasi Di Myanmar

Transformasi Kondisi Pengungsi Muslim Rohingya di Aceh, Indonesia (Dok. KNSR)
Transformasi Kondisi Pengungsi Muslim Rohingya di Aceh, Indonesia (Dok. KNSR)
 
JAKARTA – Senin (29/6), Koalisi Masyarakat Indonesia Peduli Rohingya melakukan unjuk rasa guna meminta pemerintah Indonesia ambil langkah aktif dan strategis agar bisa menghentikan kekerasan ekstremis Budha yang didukung pemerintahan Myanmar terhadap muslim Rohingya. Koalisi tersebut dalam tuntutannya juga menuntut pelaku bisnis tanah air untuk membatasi investasi di Myanmar. Beberapa negara di Eropa sudah melakukan hal ini untuk memprotes sikap Myanmar pada muslim Rohingya.
 
Adnin Armas, Koordinator Koalisi Masyarakat Indonesia Peduli Rohingya, mengatakan negara sekelas Amerika Serikat sampai mengeluarkan Resolusi 418 untuk membatasi aktifitas ekonominya di Myanmar. Pasalnya ada pelanggaran HAM yang harus diwaspadai oleh pebisnis Amerika Serikat di Myanmar.
 
“Kita minta pelaku bisnis di Indonesia yang sedang berinvestasi dan mau berinvestasi ke Myanmar untuk menghentikan. Negara-negara di Eropa sudah melakukan itu, mewanti-wanti pengusahanya. Di sana tenaga murah tersedia, tapi di sisi lain, pemusnahan muslim Rohingya secara sistemik sedang terjadi,” beber Adnin Armas.
 
Menurut Adnin yang juga anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menjelaskan bahwa akhir Mei lalu, terdapat 7 penerima Penghargaan Nobel hadir di Oslo, Norwegia karena mereka sangat intens menyikapi Myanmar tapi keadaan yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya.
 
Hubungan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Myanmar justru semakin erat. Dikatakan Adnin, seorang pengusaha pemilik Lippo Group, James Riyadi baru-baru ini membangun 12 rumah sakit di Myanmar. Pihaknya menilai langkah tersebut kurang tepat.
 
“Bayangkan Rumah Sakit sebanyak itu tidak ada satupun yang ditempatkan di Rakhine, kota pengungsi Rohingya. Harusnya di Rakhine lebih tepat,” tegas alumnus ISTAC Malaysia tersebut.
Dalam aksi tersebut bergabung pula Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM), Burma Task Force Indonesia, Global Rohingya Centre, SNH Advocacy Centre, Aliansi Cinta Keluarga (AILA), Kajian Muslimah Untuk Kemaslahatan Umat Islam (KMKI), Wahdah Islamiyah dan MUMI.
(msa/bti).
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular