Friday, March 29, 2024
HomeSains TeknologiKesehatan5 Hari PPKM Mikro, Epidemiolog Unair: Saatnya Pemerintah Masifkan Testing!

5 Hari PPKM Mikro, Epidemiolog Unair: Saatnya Pemerintah Masifkan Testing!

Epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, Ph.D saat ditemui tim cakrawarta.com, Minggu (14/2/2021) pagi di Angkringan Literasi, Surabaya. (foto: bustomi/Cakrawarta)

 

SURABAYA – Wabah pandemi Covid-19 di Indonesia belum menampakkan tanda-tanda akan berhenti. Pelaksanaan PSBB dan PPKM nampak menunjukkan penurunan angka positif harian walau masih di angka 8.000-9.000an kasus.

Saat ini untuk daerah Jawa-Bali memasuki hari ke-6 pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro sejak 9 Februari 2021 dan akan berlaku hingga 22 Februari 2021.

Menurut Epidemiolog Universitas Airlangga Laura Navika Yamani, Ph.D pelaksanaan PPKM maupun PPKM Mikro sejauh ini belum terasa maksimal karena di beberapa area khususnya Surabaya belum terlihat adanya Posko Covid-19 sebagaimana digambarkan akan ada di tiap Kelurahan atau bahkan level RW.

“Selain belum terlihatnya secara masif adanya posko Covid-19 di level kelurahan dan atau RW, mobilitas masyarakat malah terlihat makin ke arah normal. Padahal tujuan PPKM kan bagaimana tercipta pembatasan pergerakan masyarakat,” ujar alumnus Kobe University tersebut kepada cakrawarta.com, Minggu (15/2/2021).

Laura yang asli Arek Suroboyo ini menambahkan bahwa penurunan angka positif memang terjadi tapi tidak signifikan. Karenanya ia berharap ke depannya penurunan seharusnya bisa mencapai angka dibawah 5.000 kasus.

“Tetapi tentu saja pemerintah harus menggencarkan 3T untuk mencapai target tersebut. Resikonya diawal-awal pasti akan terjadi lonjakan kasus. Tapi yang penting dicatat adalah indikator positivity rate harus segera turun dibawah angka 20% atau bahkan dibawah 10% mendekati standar rekomendasi badan kesehatan dunia WHO yang seharusnya dibawah angka 5%,” papar peneliti terbaik Kobe University tahun 2015 tersebut.

Jadi menurut Laura, angka kasus harian pasti tinggi di awal masifnya testing, tetapi fokusnya adalah penurunan positivity rate dapat mencapai angka standar rekomendasi WHO. Jika bisa tercapai ini bagus karena hal tersebut artinya tingkat penyebaran kasus Covid-19 turun.

“Karenanya pelaksanaan PPKM Mikro yang sisa sekitar sepekan ke depan dapat dipakai pemerintah untuk memasifkan testing. Bismillah, bisa,” pungkasnya dengan nada optimistik.

(bus/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular