Thursday, April 25, 2024
HomeGagasanTragedi Perampasan Aset Negara dan Pengerukan Ekonomi Rakyat

Tragedi Perampasan Aset Negara dan Pengerukan Ekonomi Rakyat

(foto: teropong senayan)
(foto: teropong senayan)

Jokowi cilaka dua belas. Satu persatu aset negara jatuh ke tangan asin‎g. Kalau dulu negara kehilangan aset seperti Indosat,  kapal tangker Pertamina, kini kita kembali kehilangan Bandara Halim Perdanakusuma di tangan pemerintah yang lahir dari partai nasionalis.

Tidak tanggung-tanggung, kali ini yang diambil asing adalah aset pertahanan strategis angkatan udara yakni bandara. Perusahaan yang mengambil pun adalah perusahaan penerbangan swasta Lion Air yang diduga adalah milik negara tetangga ‎ yang mau bangkrut yakni Singapura. Proses ini terjadi setelah  Lion Air memenangkan sengketa atas Bandara Halim Perdanakusuma di‎ Mahkamah Agung (MA) melawan koperasi angkatan udara dan Angkasa Pura.

Lion Air akan menjadi air mata bagi bangsa Indonesia. Perusahaan ini cepat atau lambat akan menjadi pukulan telak yang akan melumpuhkan kedaualatan negara Indonesia dan ketahanan sektor penerbangan.

Bagaimana tidak perusahaan ini mewariskan beban yang luar biasa besar bagi ekonomi Indonesia. Perusahaan Lion Air bagaikan vacuum cleaner akan menyedot ekonomi rakyat Indonesia untuk dikirimkan ke Singapura, Amerika dan Eropa. Perusahaan yang dibangun dengan utang segunung telah digaransi oleh pemerintah melalui skema export credit agencies (ECA).

Berapa hutang perusahaan yang dijamin oleh pemerintah ini? Yakni seluruh hutang yang digunakan untuk pembelian pesawat Boeing dan Airbus. Sebagaimana diketahui bahwa PT Lion Mentari Airlines telah mendapatkan hutang dalam bentuk 230 pesawat dari Boeing Co Amerika Serikat senilai USD 22,4 ‎miliar dan  234 Airbus jet dari Eropa senilai USD 24 miliar dolar. Sebuah pinjaman tanpa studi kelayakan sama sekali apakah ini layak untuk Indonesia atau tidak.‎

‎Dengan demikian hutang perusahaan Lion yang dijamin oleh pemerintah Indonesia atas segala resiko operasi dan politik mencapai Rp 603 triliun lebih pada tingkat kurs sekarang. Hutang yang tidak akan sanggup dibayarkan oleh seluruh penumpang pesawat terbang di negeri ini. Hutang dengan skema ECA adalah hutang yang sangat beresiko sehingga negara menjaminnya.

Suatu hari jika terjadi provokasi yang berlanjut pada sengketa antara Lion Air dengan pemerintah Indonesia, yang kemudian membawa resiko bagi operasi Lion Air, maka itu akan menjadi kesempatan emas bagi Lion untuk mengubah hutang mereka menjadi hutang pemerintah Indonesia sebagaimana perjanjian export credit agencies (ECA)‎ dengan alasan pemerintah tidak menjalankan prinsip investment protection.

Itulah mengapa Lion Air akan jadi pemenang dalam dispute (sengketa)  dengan pemerintah Indonesia sebagaimana terjadi baru-baru ini. Sengketa dan arbitrase selalu menjadi alat korporasi untuk memeras pemerintah negara lemah. Dan sekali lagi Jokowi menjadi korban perjanjian internasional yang tidak dikenalinya.

SALAMUDDIN DAENG

Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) dan Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular