JAKARTA – Program Bela Negara (PBN) yang digaungkan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menuai banyak respon. Pro dan kontra pun tak terelakkan. Banyak pihak menganggap PBN tidak efektif. Pasalnya, bela negara pernah diimplementasikan dalam pramuka dan kegiatan kepemudaan lainnya, namun dengan hasil kurang maaksimal.
Sehingga, publik menilai PBN akan sama dengan yang lama. Menanggapi hal ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, mengatakan PBN sangatlah berbeda. Jika sebelumnya sistem tak diamanahkan pada Pemerintah Daerah dan cenderung bersifat sukarela.
“Prinsipnya Kemeenhan akan melatih jajaran Pemda, tokoh-tokoh maasyarakat, tokoh pemuda di seluruh Indonesia untuk diberikan pemahaman terkait wawasan kebangsaan,” ujar Tjahjo di Jakarta, Jumat (16/10).
Nilai-nilai Pancasila dan pemaahaman terkait kesatuan bangsa dan negara Indonesia inilah yang akan ditanamkan ke para kader. Mendagri juga telah mensosialisasikan hal ini pada lingkungan kerjanya. Melalui kepala sospol provinsi dan kabupaten/kota, Tjahjo akan menyelenggarakan pendidikan pemahaman wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila.
“Pemahaman ini penting bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih memahami dan befikir komprehensif integral,” pungkas politikus PDIP itu.
(msa/bti)
