Saturday, April 20, 2024
HomePolitikaDaerahTerkait Pilgub Jatim, Pengamat: Waspadai Permainan Isu Penolakan Pemimpin Perempuan

Terkait Pilgub Jatim, Pengamat: Waspadai Permainan Isu Penolakan Pemimpin Perempuan

Seminar “Menuju Pilgub Jatim Damai, Berkualitas dan Berintegritas” di Hotel Sahid, Surabaya pada Kamis (16/11/2017) siang. (Foto: Kusnan AS)

SURABAYA – Menjelang perhelatan Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2018 mendatang, beberapa kandidat yang disinyalir maju telah mengerucut pada dua nama calon gubernur. Dua nama utama yang sudah menyatakan maju adalah kandidat petahana yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa yang juga Menteri Sosial di Kabinet Kerja.

Uniknya, kedua kandidat kuat Gubernur tersebut berasal dari satu ormas, Nahdlatul Ulama.

Mengingat hal tersebut, menurut dosen Ilmu Politik Unair Airlangga Pribadi Kusman, P.hD peluang terulangnya kembali permainan isu SARA seperti di DKI Jakarta sangat kecil.

‘Sulit kalau untuk isu SARA di Jatim. Konfigurasi politiknya tidak memungkinkan serta cair dan dinamisnya antara partai politik di Jatim,” ujar Airlangga saat menjadi pembicara pada Seminar “Menuju Pilgub Jawa Timur Damai, Berkualitas dan Berintegritas” di Hotel Sahid Surabaya, Kamis (16/11/2017) siang.

Tetapi hal yang perlu diwaspadai adalah peluang permainan isu soal penolakan terhadap pemimpin perempuan. Terkait peluang ini, Angga -panggilan akrabnya- menilai peluang soal isu ini cukup besar.

“Saya hanya mengingatkan karena permainan isu soal kepemimpinan perempuan ini peluangnya cukup besar. Saya berharap itu tidak terjadi. Tetapi pernyataan ini sekedar memberikan warning saja,” tegas Angga.

Untuk diketahui, seminar yang diselenggarakan The Initiative Institute (TII) ini menampilkan juga pembicara perwakilan partai politik yakni Dr. Kuswanto (Partai Demokrat), Ach. Ruba’ie (PAN) dan Hari Putri Lestari (PDIP).

(bus/bti)

RELATED ARTICLES

Most Popular