Wednesday, April 17, 2024
HomeGagasanSimalakama Peta Politik Baru Jokowi

Simalakama Peta Politik Baru Jokowi

 

images (18)

Peta pertarungan antara KMP (Koalisi Merah Putih) dan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu memang sudah berakhir. Tapi gumpalan kekuatan itu masih berserakan baik di Parlemen maupun kabinet, meski di berbagai event Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak pada 2015 lalu kekuatan KMP dan KIH itu sudah mulai mencair.

Aroma “kontestasi” itu pada tingkat pusat (Istana dan Parlemen) itu masih terasa kuat. Pihak Istana hanya memasukkan sejumlah Menteri dari kubu KIH sebagai upaya balas jasa. Ini terlihat sekali pada susunan Kabinet Kerja dan reshuffle jilid I yang telah dilakukan jelang akhir tahun lalu. Walaupun kubu KMP nihil, tetapi mereka justru menguasai kekuatan di Parlemen.

Nah, peta politik seperti ini rupanya membuat Istana tidak nyaman, sehingga hampir semua kekuatan partai politik (parpol) di KMP harus “digerus” habis sehingga menjadi lemah dan mudah dikendalikan. Tentu target akhirnya adalah kekuatan Parlemen yang dikuasai KMP pun harus tunduk pada kepentingan Istana. Maka tidak heran kalau ada konflik di tubuh Golkar, PPP, dan sekarang adalah di PKS dengan pemecatan Fahri Hamzah yang notabene adalah Wakil Ketua DPR.

Sementara itu, PAN juga sudah “ditaklukkan” dengan memasukkan Sutrisno Bachir sebagai Ketua KEIN (Komite Ekonomi Industri Nasional) yang kedudukannya berada langsung di bawah Presiden. Yang belum disentuh adalah Partai Gerindra, meskipun kasus suap terkait Raperda Reklamasi Teluk Jakarta mengguncang parpol besutan Prabowo Subianto itu mengingat melibatkan salah satu kader terbaiknya, M. Sanusi.

Alhasil, operasi senyap “meremukkan” parpol di kubu KMP ini tampak sukses. Dampaknya parpol-parpol tersebut sibuk “bertikai” di internal mereka, sehingga lupa melakukan konsolidasi dan mengawasi jalan Pemerintahan sekarang.

Partai Golkar sendiri sebentar lagi akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Akankah nakhoda baru Golkar nantinya akan merapat ke Istana dan Golkar akan masuk Kabinet Kerja atau akan tetap menjadi kekuatan penyeimbang di kubu KMP? Jika Golkar masuk kabinet, maka optimatis KMP akan bubar, karena parpol-parpol KMP lainnya juga tergiur akan nikmatnya kekuasaan, sehingga beramai-ramai masuk Istana?

Bagaimana dengan Gerindra? Akankah Gerindra juga akan mengalah, mengingat KMP akan bubar dengan sendirinya. Apakah peta kekuatan seperti ini yang sedang dirancang dan Jokowi akan merombak kabinetnya pasca Munaslub Golkar? Jika skenario ini yang dimainkan Jokowi sehingga Istana dan Parlemen bagaikan suara-suara orkestra, maka matilah demokrasi di negeri ini.

Tapi jauh daripada itu, kemunculan peta politik baru ini akan memunculkan gesekan kekuatan dari kubu KIH yang sudah berpeluh menghantarkan Jokowi ke Istana dan tentunya mereka tidak akan tinggal diam. Peta kekuatan baru ini jika benar-benar terbentuk justru bisa menjadi ancaman bagi PDIP, PKB, Nasdem dan Hanura, yang sangat berjasa terhadap Jokowi selama ini. Tidak tertutup kemungkinan jurus impeachment akan dimainkan oleh kubu KIH karena merasa tidak bisa lagi mengontrol dan mengendalikan mantan Wali Kota Solo ini. Akankah demikian? Kita hanya bisa menunggu apakah skenario pembuatan peta politik baru itu terjadi atau tidak. Kini, pendulum politik terus bergerak dengan arah tak menentu dan semua kemungkinan bisa saja terjadi termasuk peluru pemakzulan.

Saat ini publik menunggu bagaimana Jokowi “mengolah” peta yang kini ada dalam kendalinya. Apapun langkah yang diambilnya, posisi Jokowi tetap dilematis.

MUSLIM ARBI

Pengamat Politik Senior

Kordinator GALAK (Gerakan Aliansi Laskar Anti Korupsi)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular