JAKARTA – Penundaan kerjasama Indonesia – Korea Selatan untuk pengerjaan pesawat tempur KFX/IFX akan terus dilakukan. Sebelumnya, kedua pemerintah sepakat menunda pengerjaan ini dikarenakan pergantian pemerintahan. Kini, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu melihat kerjasama itu belum terlalu penting untuk kondisi Indonesia saat ini.
“Ditunda, sementara uang yang ada digunakan untuk prioritas apa, seperti sekarang ini (alutsista), itu bisa dipakai,” ujar Menhan saat mengunjungi kompleks Lantamal III dan KOPASKA di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (7/9).
Meski demikian ia tak menampik pemerintah menginginkan untuk berdikari membuat pesawat sendiri. Namun, saat ini kondisi penguatan alutsista untuk ketiga matra menurut Menhan lebih penting. Dengan demikian, dana pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dialihkan ke pembelian alutsista.
Hal tersebut menurut Ryamizard jauh lebih efektif ketimbang memaksakan alih teknologi dari Korsel. Pengalihan ini diklaimnya tak mengganggu dana yang sudah disetor ke Negeri Ginseng itu. Pasalnya, kerjasama kedua negara bersifat investasi sehingga uang yang ditanam tak akan hilang.
“Kalo industri pesawat terbang itu kan tidak terlalu penting, kita bisa beli sewaktu-waktu. Bisa diundurlah sekitar 10 tahunan,” pungkas Menhan.
(msa/bti)
