Saturday, April 20, 2024
HomeGagasanLiputan KhususRenungan Akhir Tahun: Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat

Renungan Akhir Tahun: Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat

Ilustrasi Foto
Ilustrasi Foto

Sepanjang tahun 2015 ada sebanyak 107 kasus pembunuhan terhadap perempuan di seluruh Indonesia, sebanyak 106 di antaranya tewas dan dua lainnya luka parah. Kasus pembunuhan terhadap perempuan menjadi kejahatan yang paling menonjol di tahun 2015.

Indonesia Police Watch (IPW) mendata, sebagian besar perempuan yang dibunuh adalah anak baru gede (ABG) yang dibantai kenalannya. Perempuan berusia dari 4 bulan hingga 25 tahun yang dibunuh sepanjang 2015 ada sebanyak 54 orang. Perempuan berusia 26 sampai 50 tahun yang dibunuh sebanyak 39 orang dan usia 51-70 tahun ada 15 orang.  Sebanyak 29 korban mayatnya dibuang ke jurang, ke hutan, dan ke jalanan.

Pelaku pembunuhan sebagian besar adalah pacar dan suaminya sendiri. Perempuan yang dibunuh pacarnya sebanyak 25 orang, dibunuh kenalan 22 orang, dibunuh suami 15 orang, dibunuh rampok 12 orang, dibunuh anak 3 orang, dibunuh ayah 1 orang, dan dibunuh orang tak dikenal 30 orang.

Kasus pembunuhan perempuan yang pertama di tahun 2015 terjadi 5 Januari. Siti Sarah (22) yang sedang hamil empat bulan tewas setelah lehernya dipukul balok dan kemudian dicekik suaminya Jumansyah alias Icang (26) di rumahnya di Sotek, Penajam Pasir Utara, Kalimantan Timur. Icang membunuh istrinya karena kesal melihat istrinya menelepon mantan pacarnya terus menerus. Kasus pembunuhan paling sadis terjadi 22 Februari 2015. Yahmini dibakar hidup hidup oleh pacarnya Dimhari di sebuah gubuk di Desa Jogoyasan, Magelang, Jawa Tengah. Warga sempat menolong tapi akhirnya korban tewas di rumah sakit. Pelaku lalu dihukum Mahkamah Agung penjara seumur hidup.

Kawasan yang paling rawan terhadap perempuan di 2015 adalah wilayah hukum Polda Metro Jaya, yakni mencakup Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Di kawasan ini ada 26 perempuan terbunuh, di antaranya dibunuh kenalannya 7 orang, rampok 4 orang, pacar 3 orang, suami 1 orang, dibunuh orang tak dikenal 8 orang, dll.

Daerah paling rawan bagi perempuan urutan kedua dipegang Jawa Barat. Di daerah ini ada 20 perempuan dibunuh. Sementara itu di Jawa Timur 19 perempuan dibunuh, di Batam dan Jawa Tengah ada 8 kasus pembunuhan perempuan, di Riau ada 7 kasus, Sulawesi Selatan ada 5 kasus, di Papua terdapat 4 kasus sedangkan Sumatera Utara menyumbang 3 kasus. Di lain daerah seperti Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat masing-masing memiliki 2 kasus pembunuhan terhadap perempuan sedangkan untuk Bangka Belitung, Lampung, Banten, Sulawesi Tengah dan Utara masing-masing 1 kasus.

Kasus pembunuhan terhadap perempuan tahun 2015 ini tergolong meningkat tajam, terutama untuk wilayah Jakarta. Di tahun 2014 di Jakarta jumlah perempuan yang dibunuh hanya 17 kasus. Sama seperti di 2014, para pelaku pembunuhan perempuan adalah orang dekatnya. Hal ini menunjukkan tidak ada jaminan lagi bahwa seorang perempuan akan aman jika berada di sekitar orang dekatnya. Untuk itu para perempuan semakin perlu melindungi dirinya sendiri.

IPW mengimbau Polri agar bekerja agresif mengungkap berbagai kasus pembunuhan terhadap perempuan ini, terutama yang dilakukan orang dekatnya. Tujuannya agar ada efek jera, sehingga kasus pembunuhan terhadap perempuan bisa menurun. Sebab sejak lima tahun terakhir kasus pembunuhan terhadap perempuan yang dilakukan orang dekatnya semakin menunjukkan tren peningkatan yang tajam.

NETA S. PANE
Ketua Presidium Indonesia Police Watch IPW)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular