Saturday, April 20, 2024
HomePolitikaDaerahREKAN Indonesia: Kadis Kesehatan DKI Jangan Tutupi Data Asli Penderita Difteri!

REKAN Indonesia: Kadis Kesehatan DKI Jangan Tutupi Data Asli Penderita Difteri!

Kadinkes DKI Jakarta
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto. (foto: istimewa)

 

JAKARTA – Maraknya wabah difteri di DKI Jakarta dikatakan belum mampu menggugah Kepala Dinas (kadis) Kesehatan DKI Koesmedi Priharto untuk melakukan langkah cepat dalam menanggulangi wabah difteri ini. Bahkan disinyalir, Kadis kesehatan DKI malah menutup-nutupi data terkait jumlah penderita difteri di DKI yang sebenarnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Agung Nugroho, Ketua Relawan Kesehatan (REKAN) Indonesia dalam keterangan persnya, Senin (18/12/2017).

Menurut Agung biasa dia dipanggil, seharusnya Kadis Kesehatan htransparan dalam mengungkapkan jumlah korban yang sebenarnya. Menurutnya, jangan hanya karena takut citranya buruk dimata Gubernur tapi malah melakukan kebohongan yang justru menyebabkan kondisi menjadi lebih buruk.

“Jangan karena sudah melakukan vaksin kepada gubernur serta wakil gubernur dan keluarganya malah justru menutupi jumlah korban. Difteri itu sangat membahayakan warga DKI,” ujar Agung.

Seperti diketahui, versi Dinkes DKI jumlah penderita difteri di Jakarta sebanyak 35 orang dengan korban meninggal 2 orang.

“Padahal data penderitanya itu menurut pejabat kesehatan Jakarta Utara sebanyak 81 orang. Ini kok malah hanya 31. Jangan tutupi data asli penderita. Difteri ini wabah berbahaya,” tegas Agung.

Menurut Agung laporan Kadinkes hanya sekedar laporan agar Gubernur senang dan sebatas menaikan citranya saja karena data di lapangan tidak sesuai dengan data yang sebenarnya.

“Bahkan menurut pejabat kesehatan di Jakarta Utara, Kadis Kesehatan malah memerintahkan data penderita yang jumlahnya 81 orang itu agar tidak bocor keluar,” kata Agung yang heran dengan sikap Kadinkes.

Sebagaimana diketahui, Kadinkes DKI Koesmedi Priharto pada Jumat (8/12/2017) lalu menyatakan bahwa DKI sebagai daerah dengan KLB difteri. Hal tersebut mengingat kasus yang terjadi pada 2017 telah melebihi dua kali lipat kejadian yang sama pada 2016 lalu.

(bti)

RELATED ARTICLES

Most Popular