Saturday, April 20, 2024
HomePolitikaNasionalPidato Kenegaraan Jokowi: Tumbuhkan Trust Rakyat Terhadap Tata Kelola Peradilan dan Keuangan...

Pidato Kenegaraan Jokowi: Tumbuhkan Trust Rakyat Terhadap Tata Kelola Peradilan dan Keuangan Negara

Presiden  Joko Widodo
Presiden Joko Widodo berpakaian tradisional khas Suku Bugis yakni Jas Tutu saat menyampaikan Pidato Tahunan Kenegaraan di Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Jakarta, hari ini, Rabu (16/8/2017). (Foto: Biro Pers Setpres)

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyinggung terkait penegakan hukum yang berkeadilan saat menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) hari ini, Rabu, (16/8/2017).

Dalam pidatonya itu, Jokowi menjelaskan upaya Mahkamah Agung (MA) yang disebut telah berhasil menerapkan beberapa inovasi dalam layanan peradilan. Beberapa di antaranya ialah penerapan sistem “Audio Text Recording” dan mekanisme penghitungan biaya perkara sendiri secara elektronik. Hingga bulan Juni 2017 kemarin, MA telah mengakreditasi sebanyak 186 pengadilan.

“MA juga terus memperluas pelayanan masyarakat di wilayah terpencil melalui program sidang keliling dan sidang di luar gedung pengadilan,” ujar mantan walikota Solo tersebut.

Sementara itu, dalam hal pengawalan konstitusi, Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai semakin bekerja dan mengukuhkan perannya. Bahkan, dalam melaksanakan perannya sebagai pengawal nilai-nilai demokrasi, pada tahun 2017 ini MK berhasil mempertahankan kepercayaan komunitas internasional sebagai Sekretariat Tetap dari Mahkamah Konstitusi se-Asia. Sejumlah perkara yang diterimanya, juga dapat diselesaikan dengan baik.

“Sampai pertengahan tahun 2017, dari 55 perkara yang diterima, seluruhnya telah diputuskan oleh MK. Beberapa di antaranya termasuk perselisihan hasil pemilihan kepala daerah. Keberhasilan MK dalam memutus perkara itu, telah mengantarkan MK meraih penghargaan Bawaslu Award Tahun 2017,” imbuhnya.

Tak ketinggalan, dalam upayanya meningkatkan akuntabilitas peradilan di Tanah Air, kerja keras yang dilakukan oleh Komisi Yudisial (KY) juga patut diapresiasi. Setahun belakangan, KY telah menyelesaikan 8 kasus advokasi hakim serta melakukan pemantauan 89 persidangan atas laporan masyarakat.

“KY juga telah memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan kode etik dan pedoman perilaku bagi 277 hakim. Dalam pemeliharaan martabat peradilan, KY telah merekomendasikan penjatuhan sanksi kepada 33 hakim, mulai dari sanksi ringan hingga sanksi berat,” papar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Adapun dalam hal tata kelola keuangan negara, secara khusus Jokowi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas diberikannya opini wajar tanpa pengecualian bagi pengelolaan keuangan pemerintah. Ini merupakan kali pertama bagi pemerintah memperoleh opini tersebut.

“Terhadap pelaksanaan tugas itu, BPK antara lain telah bersinergi dengan aparat pengawasan internal pemerintah. Melalui sinergi itu, dapat diatasi kondisi pemeriksaan yang tumpang tindih yang terjadi beberapa tahun terakhir,” katanya dengan nada bangga.

Jokowi juga memberikan apresiasi atas penerapan inovasi Sistem Informasi Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan. Melalui penerapan sistem itu, BPK dapat memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan di setiap kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian secara lebih akurat, efisien, dan tepat waktu.

“Kita juga apresiasi BPK yang sejak tahun lalu terpilih menjadi auditor eksternal bagi Badan Energi Atom Internasional periode 2016-2020. Keterpilihan BPK itu bukan saja menjadi wujud pengakuan internasional atas kinerjanya, namun juga mengangkat nama baik dan reputasi bangsa Indonesia,” ucapnya.

Melihat sejumlah capaian itu, Jokowi berharap lembaga negara terkait tidak berpuas diri. Sebab menurutnya, tantangan yang dihadapi sekarang ini dan ke depannya tidaklah ringan. Namun, dengan semangat persatuan, Jokowi meyakini bahwa Indonesia akan mampu menjalankan tugas konstitusionalnya menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang mandiri, berdaulat, serta berkepribadian.

“Dirgahayu Republik Indonesia! Dirgahayu Negeri Pancasila!” pekiknya mengakhiri pidato tahunan yang selalu diucapkan Presiden RI di MPR RI tiap tanggal 16 Agustus.

(bm/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular