Friday, March 29, 2024
HomeGagasanPesantren Pabelan dan Gerakan Perubahan Sosial Sanasa

Pesantren Pabelan dan Gerakan Perubahan Sosial Sanasa

Pada saat diskusi koperasi di kantor kami Koperasi Trisakti di Jakarta, Dr. Kiriwandeniya, tokoh gerakan koperasi yang sangat disegani di Sri Lanka ini bercerita pada saya kalau pada tahun 1978-an, dia pergi ke Pondok Pesantren Pabelan, Muntilan, Jawa Tengah. Bersama-sama di tempat itu juga Gus Dur, Kyai Haji Abdurahman Wahid, mantan Presiden Republik Indonesia.

Dia pergi ke Pabelan untuk mempelajari bagaimana komunitas muslim itu kembangkan pesantren. Dia tidak hanya mempelajari bagaimana komunitas itu dikelola namun juga bagaimana sebetulnya agama Islam itu dipahami sebagai agama yang penuh perdamaian.

Soal Pabelan ini saya juga banyak dapat cerita dari almarhum Prof. Dawam Rahardjo yang ternyata pernah jadi ” santri kilat” untuk memperdalam Al-Quran dengan barter ilmu sosial ekonomi yang dimilikinya. Kata almarhum, dia juga berhasil menulis puisi puisi indah ketika di Pabelan.

Rasanya indah sekali dapat cerita tentang Pondok Pesantren Non-Muhamadiyah dan Non-NU ini. Almarhum Kyai Hamam D’jafar memang legenda bagi Indonesia karena tidak saja telah berhasil membangun sebuah pesantren namun juga menjadikanya sebagai pusat peradaban dan berhasil mentransmisi nilai universal perdamaian. Tokoh-tokoh gerakan, agama, cendikia baik nasional dan internasional bahkan berulang kali datang dan jadikan Pabelan seperti rumah mereka.

Dr. Kiri, ketika pergi ke Pabelan, dia tidak bermaksud mendirikan pondok pesantren di negaranya, karena dia adalah pendiri gerakan sosial basis koperasi. Tapi misinya juga sama dengan Pesantren Pabelan. Membangun perdamiaann dunia melalui visi sosial ekonomi dan budaya.

Bersama 5 orang temannya dia dirikan yang namanya Herittage Movement, sebuah gerakan perubahan sosial pada tahun 1980-an. Misinya adalah untuk menciptakan orde baru sosial berbasis nilai nilai dan prinsip koperasi.

Gerakan ini dimulai dengan selenggarakan kegiatan pengembangan koperasi kredit/credit union dengan pola pengembangan kelompok produktif kurang lebih 10 hingga 20 orang untuk pecahkan pesoalan sosial ekonomi mereka bersama.

Gerakan ini diberi nama SANASA, yang sekarang aktifitas sosial, ekonomi dan budayanya sudah menggurita. Anggotanya meliputi lebih dari 4 juta masyarakat Sri Langka. Layanan bisnis gerakan koperasi ini juga sudah menjadi semacam konglomerasi sosial yang meliputi 16 sektor bisnis strategis seperti : bank, konstruksi, asuransi, media massa, tourism, penyediaan tenaga kerja, perdagangan, supermall, dll, bahkan hingga dirikan universitas.

SANASA ini ternyata bukan hanya telah datangkan manfaat ekonomi bagi anggotanya, tapi juga berhasil letakkan fondasi kunci keberhasilan koperasi, yaitu Ideologi, Institusi dan Aksi.

Ideologi koperasi dijadikan oleh SANASA ini sebagai sumber spirit dan bahkan dinyatakan secara tegas dalam Visinya, yaitu ciptakan masyarakat baru melalui gerakan yang berdasarkan pada nilai nilai dan prinsip koperasi.

Institusinya dibangun dengan baik dan dijadikanlah seluruh aktifitas SANASA seperti rumah kaca yang penuh transparan sebagai organisasi maupun perusahaan.

Ketiga adalah didasarkan pada kekuatan aksi nyata yang diwujudkan dalam bentuk partisipasi aktif dan komitmen anggota koperasi dalam kembangkan program dan perencanaan strategis jangka panjang gerakan.

Dr. Kiri, orang yang sangat rendah hati dan tenang. Tapi dia dan SANASA nya pernah dilarang untuk selenggarakan kegiatan di tempat umum terbuka. Masalahnya pernah ketika selenggarakan kegiatan pertemuan umum, kota Colombo kolaps karena dipenuhi bus bus dari daerah daerah.

SANASA Federation adalah bukti bahwa perusahaan dengan visi sosial itu bisa besar, bahwa demokrasi itu dapat tetap berjalan di pasar, dan kendali bisnis di tangan orang banyak itu juga dapat bekerja.

Gerakan SANASA ini telah memberi pelajaran pada kita, bahwa bisnis koperasi itu bisa menjadi konglomerasi sosial, dan jika diberikan kebebasan dan tidak terus dicekoki dari atas dalam bentuk proyek dan program pembinaan itu bisa menjadi pendorong perubahan sosial yang signifikan.

Jakarta, 1 Maret 2021

 

SUROTO PH

Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis ( AKSES) dan CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat ( INKUR)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular