Friday, March 29, 2024
HomeSains TeknologiKesehatanMutasi Virus dan Efektivitas Vaksin, Begini Kata Epidemiolog Unair

Mutasi Virus dan Efektivitas Vaksin, Begini Kata Epidemiolog Unair

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani saat diwawancara beberapa waktu lalu. (foto: cakrawarta.com)

 

SURABAYA – Wabah pandemi Covid-19 masih belum nampak mereda. Apalagi di Indonesia kasus positif masih terus bertambah dan belum ada tanda-tanda akan melandai. Bagusnya, saat ini pemerintah Indonesia sudah melaksanakan program vaksinasi Covid-19 dan sudah memasuki tahap penyuntikan kedua.

Di tengah berlangsungnya program vaksinasi ada fenomena baru yaitu kemunculan mutasi virus Sars-Cov-2 di Indonesia yakni B117, D416G dan N439K. Hal ini menimbulkan pertanyaan di benak publik mengenai efektivitas vaksin yang tengah dipakai pemerintah dalam program vaksinasi.

Merespon hal tersebut epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani, Ph.D menyatakan bahwa pemerintah perlu mewaspadai fenomena kemunculan mutasi virus tersebut dengan meningkatkan sistem surveillance ke arah genomik. tetapi terkait vaksin ia menegaskan publik tidak perlu khawatir.

“Saya kira vaksinasi harus terus dilakukan. Pemerintah melakukan kajian untuk update informasi terkait korelasi dan efektivitas vaksin yang sudah masuk dan dipakai di Indonesia. Karena tujuan vaksinasi kan untuk membentuk antibodi guna menguatkan imunitas tubuh. Jadi dua-duanya jalan, vaksinasi dan peningkatan sistem surveillance ke arah genomik untuk menemukan mutasi virus yang “khas” Indonesia. Yang selama ini kan baru ditemukan imported cases belum yang di Indonesia asli,” papar alumnus Medical Science dari Kobe University Jepang itu.

Laura menambahkan bahwa penelitian yang ada terkait efektivitas vaksin terhadap mutasi virus belum “celar” walaupun sudah ada satu atau dua laporan yang menyebutkan ada pengaruh terhadap penurunan efektivitas vaksin.

“Kalau vaksinnya memiliki efikasi yang tinggi, maka penurunan efikasi yang disebabkan mutasi virus tadi tidak mempengaruhi efektivitas kerja vaksin secara signifikan,” tegas Laura yang juga seorang peneliti di Institute of Tropical Disease (ITD) Unair yang bekerjasama dengan Jepang itu.

Untuk diketahui di Indonesia, ditemukan pasien yang disebutkan mengalami paparan virus hasil mutasi Sars-Cov-2 pada November 2020 dan Januari 2021, tetapi saat ini pasien tersebut sudah dinyatakan negatif Covid-19.

(bus/bti)

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular