Thursday, April 25, 2024
HomePolitikaLibatkan TNI Dalam Penggusuran Kalijodo, Gubernur DKI Gagal Paham

Libatkan TNI Dalam Penggusuran Kalijodo, Gubernur DKI Gagal Paham

images (1)

JAKARTA – Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait penggusuran kawasan prostitusi di Kalijodo, Jakarta Utara dengan melibatkan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai suatu hal yang berlebihan.

“Proses menggusur kemudian menjadikan daerah Kalijodo menjadi daerah hijau sesuai aturan mungkin sah-sah saja. ‎Tapi, tak perlu lebay dengan mengerahkan ratusan anggota TNI hanya untuk berhadapan dengan pelacur,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin dalam keterangan pers, Kamis (25/02/2016) malam.

Menurut politisi yang akrab disapa Kang TBH ini, Satpol PP DKI Jakarta bersama polisi daerah pun sudah cukup untuk melakukan penertiban wilayah Kalijodo.

“Menurut hemat saya sudah cukup dan ini sesuai dengan tugas dan fungsinya,” imbuhny.

Kalaupun Gubernur DKI Jakarta menggunakan argumentasi UU No 34/2004 tentang TNI dalam pasal 7 ayat 2b No. 9 yang menjelaskan bahwa TNI dapat membantu tugas pemerintahan di daerah, Kang TBH menegaskan bahwa pasal itu hanya digunakan dalam keadaan khusus, dan pelaksanaannya harus dengan kebijakan dan keputusan politik negara.

“Terlalu naif kalau kemudian ayat ini dipakai hanya untuk menggusur para pelacur,” tegas Kang TBH.‎

Kang TBH mengingatkan bahwa TNI dilatih dengan keras dan berdarah-darah. Kemudian, lanjut Kang TBH, para personil TNI dipersenjatai dengan alut sista modern untuk menghadapi peperangan dan pertempuran dalam rangka memertahankan dan melindungi keutuhan dan kedaulatan NKRI.

“Di sinilah kebanggaan dan kehormatan bagi seorang prajurit terlatih yang siap mati dalam membela negaranya. Tapi, sangat ironis kalau kemudian di negeri ini para pemimpinnya gagal paham, ketika TNI digunakan hanya untuk menggusur pelacur,” sesal mantan Sekretaris Militer ini.

Sementara, sambung purnawirawan Mayjen TNI AD ini, rakyat tahu dan menjadi saksi mata bahwa tak seorangpun anggota TNI yang siap tempur itu dipakai menghajar teroris.

“Sepertinya negara tak punya keinginan mengerahkan TNI untuk melawan teroris yang konon sudah merajalela. Ini negeri aneh,” ketus mantan Kepala Staf Garnisun Wilayah DKI Jakarta ini.

“Mari, kita tempatkan para prajurit kebanggaan negeri ini pada posisi semestinya,” pungkasnya.

(tw/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular