Thursday, March 28, 2024
HomeEkonomikaDaerahKerjasama Dengan Pesantren Hidayatullah, Klinik Ini Luncurkan "Hidayah Autism Centre"

Kerjasama Dengan Pesantren Hidayatullah, Klinik Ini Luncurkan “Hidayah Autism Centre”

Tampak Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Sayid Muhdar (baju lengan panjang warna cokelat gelap dan berkopiah hitam), Direktur Sekolah Integral Terpadu Pondok Pesantren Hidayatullah Karangbugis, Ustadz Mudzakkir (baju lengan panjang warna merah jingga dan berkopiah hitam) dan owner KID ABA Center Bekasi, dr. Rudy Sutadi (bergamis putih panjang) saat meluncurkan “Hidayah Autism Centre” di Karangbugis, Balikpapan, pada Sabtu (10/3/2018).

BALIKPAPAN – Klinik Intervensi Dini Applied Behaviour Analysis (KID ABA) Centre Kota Bekasi bekerjasama dengan Pendidikan Integral Lukman al-Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Karangbugis Balikpapan meluncurkan Hidayah Autism Centre (HAC) di Aula Pesantren Hidayatullah Karangbugis.

KID ABA Bekasi merupakan sebuah klinik terapi khusus untuk penyandang autisme. Metode terapi yang digunakan adalah Smart ABA dan BIT, yang telah terbukti efektif dan efisien bisa menyembuhkan secara total anak-anak autis.

Peluncuran HAC ini secara resmi dilakukan Sayid Muhdar (Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan), didampingi oleh dr. Rudy Sutadi (Owner KID ABA Bekasi serta Konsultan Smart ABA dan BIT) bersama Ustadz Muzakkir (Direktur Sekolah Integral Terpadu Pondok Pesantren Hidayatullah Karangbugis, Kota Balikpapan) pada Sabtu (10/3/2018).

Dalam sambutannya mewakili walikota Balikpapan yang berhalangan hadir, Sayid Muhdar mengatakan, pihaknya menyambut baik kehadiran HAC. Ia berharap dengan adanya HAC ini bisa mendukung perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus, terutama pendertia autis, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana anak-anak pada umumnya.

“Anak merupakan anugerah dari Allah. Kita tidak bisa memilih bagaimana rupa dan kondisi anak yang diamanahkan oleh Allah SWT. Tak semua anak terlahir dengan kondisi sempurna. Dan terkadang ada orangtua yang dikarunia anak-anak berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah autis,” ujarnya.

Karena itu, Sayid mengajak para orangtua yang dikarunia anak-anak autis agar tidak merasa minder. Katanya, orangtua harus sanggup serta tetap semangat mempersiapkan anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus supaya mampu berkarya seperti anak pada umumnya.

“Tanpa stigma negatif dari masyarakat dan memperoleh penanganan yang tepat, sehingga mereka mampu berprestasi,” tegasnya mengimbau.

Sementara itu, Ustadz Muzakkir mengungkapkan, sekolah integral terpadu (PG, TK, SD dan MTs) Lukman al-Hakim Pesantren Hidayatullah Karangbugis mendedikasikan pendidikan untuk segala macam latar belakang termasuk beragam murid berkebutuhan khusus seperti autis, down syndrom, celebral palsy, speed delay dan lain sebagainya.

“Karena menerima murid dari semua latar belakang itu, kami berupaya proporsional dengan pengelolaan yang insyaAllah profesional. Makanya, kita hadirkan Hidayah Autism Centre ini dengan langsung menghadirkan dokter Rudy sebagai Pakar Autisme di Indonesia,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, dr. Rudy Sutadi menjelaskan, autisme adalah suatu gangguan neurobiologis berat dengan gejala gangguan pada interaksi sosial, komunikasi verbal dan non-verbal serta minat dan perilaku yang terbatas, juga berulang-ulang.

“Gejala terlihat jelas sebelum usia 3 tahun. Dan akan terus berlanjut selama hidupnya kalau tidak diintervensi sejak dini,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa dokter Rudy ini pun berbagi tips bagaimana mendiagnosis apakah anak kita menderita autis atau tidak. Yakni dengan melalui 3 pertanyaan. Pertama, apakah pada usia 18 bulan anak kita memandang dan menunjuk saat ia ingin menunjukkan sesuatu? Kedua, apakah anak melihat ketika kita menunjukkan sesuatu? Dan ketiga, apakah anak bisa menggunakan imajinasi pada permainan pura-pura?

“Kalau ketiga pertanyaan ini gagal atau tidak bisa dilakukan anak kita, kemungkinan besar anak kita menderita autis. Kalau dua pertanyaan gagal, kemungkinan autis. Kalau satu gagal, masih mungkin autis. Dan kalau ketiganya lulus, kemungkinan bukan autis,” jelasnya.

(bti)

RELATED ARTICLES

Most Popular