JAKARTA – Di tengah kelesuan ekonomi Indonesia yang makin parah, eksistensi elit dan aktivis yang selama ini getol bersuara dipertanyakan. Aktivis tersebut dinilai abai terhadap kondisi bangsa yang kian memprihatinkan. Demikian dijelaskan Presiden Barisan Oposisi Nasional (BON) Untuk Indonesia, Ali Mahsun.
“Ada apa dengan para elit dan pemimpin negeri, juga para aktivis yang tak kunjung bergerak bahkan acuh tak acuh terhadap kenyataan kondisi bangsa yang semakin terpuruk, tata kelola bangsa dan negara yang semakin amburadul,” ujar Ali kepada Cakrawarta di Jakarta, Kamis (17/9).
Menurut Ali, di tengah fenomenan kurs rupiah yang makin anjlok, rakyat makin miskin dan menderita, pemerintah dinilainya acuh tak acuh dan hanya sibuk “jualan” Indonesia dan membuat kegaduhan terutama penghuni istana negara. Lebih ironis lagi, DPR RI, ditengah penderitaan rakyat, justru sibuk limpahkan tunjangan dirinya. Ali menambahkan yang lebih aneh lagi adalah para aktivis yang seolah tak tahu menahu kondisi ini.
“Para aktifis sepertinya belum bangun dari tidur panjangnya. Apakah para aktifis sudah terhipnotis dengan makan siang di istana? Atau sudah nikmati atau terjanjikan secercah harapan kompensasi jabatan politik dan kue ekonomi,” imbuh tokoh yang juga Ketua Umum DPP Asosiasi PKL Indonesia (APKLI) itu.
Ali menambahkan, perubahan tidak lahir dari kalangan mayoritas melainkan dari kelompok minoritas. Kondisi bangsa saat ini mestinya tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak bergerak guna selamatkan Indonesia dari keterpurukan. “Tak ada perubahan dan atau lahirnya the new civilization berasal dari the majority group dalam sejarah peradaban manusia di muka bumi. Peradaban, lahir dari rahimnya kaum minoritas yang inspiring, strong character dan high risk taker. Ayo selamatkan Indonesia sekarang juga,” tegas Ali.
BON Untuk Indonesia lahir untuk merebut kembali kedaulatan Indonesia sebagai negara besar, aset dan kekayaan sumber daya alam dan mengembalikan Indonesia pada khittah dengan mengembalikan Pancasila dan UUD 1945 yang asli.
(am/bti)
