Friday, April 19, 2024
HomePolitikaNasionalHubungan PKS dan KMP Sejatinya Sudah Retak

Hubungan PKS dan KMP Sejatinya Sudah Retak

Para Pimpinan DPP PKS Saat Ditemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (21/12) sore.
Para Pimpinan DPP PKS Saat Ditemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (21/12) sore. (Foto: Setpres)

MADURA – Pertemuan antara DPP PKS dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Senin (21/12) sebetulnya dilihat secara kasat mata hubungan antara PKS dengan KMP sudah tidak sebagus periode Anis Matta. Hal ini disampaikan Abdullah Amas, Direktur Eksekutif The Future Institute dan juga simpatisan gerakan AMPM (Anis Matta Pemimpin Muda) sebuah gerakan relawan yang dulu mengusung Anis Matta sebagai Capres maupun Cawapres pada pemilu 2014 lalu.

“Coba kita lihat fakta terlihat ada kekecewaan yang tersirat dari tweet-tweet terakhir Anis Matta soal kasus SN. Ia membahas partai-partai yang sikapnya terutama terkait soal SN yang kini tak sejalan dengan koalisi besarnya. Kita lihat kan PKS paling tidak kompak dengan KMP sikapnya soal itu, Fahri Hamzah orangnya Anis begitu back up SN, tapi Shohibul malah mengerem sikap Fahri dan minta anggotanya di DPR untuk tidak berkomentar soal SN,” ujar Abdullah Amas, Selasa (22/12/15).

Adapun klaim bahwa PKS dan Gerindra maupun KMP kompak di pilkada-pilkada, mantan Wasekjen PB HMI ini, menegaskan tandatangan koalisi pencalonan kepala daerah di pilkada-pilkada tahun ini masih ditandatangani Anis Matta selaku Presiden.

“PKS periode presiden barunya terus bereksperimen mencari posisi yang bagus di depan Jokowi. Apalagi kita tahu kekuatan Prabowo terus melemah baik di DPR maupun soliditas internal di partai-partai pendukungnya. Jadi sulit untuk memaksakan diri tetap di Prabowo apalagi Jokowi sebagai petahana di survei-survei masih belum bisa dikalahkan Prabowo,” imbuh Amas.

Menurut Amas, benteng pertahanan kubu Anis Matta di DPP pun tidak ada lagi karena Fahri Hamzah, Mahfudz Siddiq dan Andi Rahmad sudah tidak diberi posisi di DPP.

Adapun kekuatan Anis Matta di posisi-posisi penting parlemen seperti Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwani dan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah tetap dalam bayang-bayang ancaman diganti dari posisi mereka bila membangkang dari politik soft yang dijalankan Presiden baru PKS.

 

Pemimpin baru partai berlambang bulan sabit kembar itu dinilai Amas lebih suka figur-figur santun, kalem dan tidak kontroversial seperti Hidayat Nur Wahid dan Ketua DPP PKS Bidang Politik, Hukum dan keamanan yaitu Almuzammil Yusuf.

“Mereka (PKS,red) kini main santun dan pelan-pelan seperti gaya PAN dulu, pada akhirnya KMP tinggal Gerindra dan Golkar, itupun kalau tidak terus dilemahkan dengan dualisme di internal mereka, Jadi pondasi kuat koalisi KMP yang turut dibangun Anis Matta tidak dilanjutkan oleh Sohibul Iman yang di sekelilingnya ada figur-figur yang tidak sejalan dengan narasi yang dibawa Anis Matta dulu dalam strategi membangun eksistensi dan image partai,” pungkas Amas.
Sebagai informasi, Senin (21/12) kemarin sore, jajaran elit PKS bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Dalam pertemuan tertutup selama 30 menit itu, Presiden nampak sendirian menemui elite PKS yaitu Presiden PKS Sohibul Iman, Bendum PKS Mahfud Abdurrahman, Ketua DPP bidang Polhukam DPP PKS Almuzammil Yusuf, Wasekjen DPP PKS Mardani Ali Sera, Kabid Pekerja-Petani-Nelayan DPP PKS Ledia Hanifa, dan Kabid Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP PKS Wirianingsih dan tidak tampak Fahri Hamzah yang memiliki posisi strategis di DPR yakni Wakil Ketua.
(aa/bti)
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular